Sabtu, Oktober 19

Jakarta

Lahir di Surakarta, 5 November 1954, Basuki Hadimuljono telah berusia hampir 70 tahun. Selama 10 tahun terakhir, Basuki sudah menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di pemerintahan Presiden Jokowi. Ia sudah pamit dari jabatannya seiring dengan proses transisi pemerintah hari Minggu besok.

Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, Basuki jadi salah satu menteri yang banyak menarik perhatian. Dengan tingkahnya yang kocak, Basuki sering mengundang gelak tawa orang-orang di sekitarnya. Lebih dari itu, ia dianggap sebagai orang yang berperan besar dalam pembangunan infrastruktur.

Maklum, kementerian yang dipimpinnya merupakan salah satu ujung tombak pencapaian program strategis yang dicanangkan Kabinet Kerja Jokowi. Tak heran, sejumlah sebutan melekat pada Basuki. Ada yang menyebut Bapak Infrastruktur, ada juga yang menyebutnya Bapak Daendels Indonesia.


Basuki sendiri merupakan alumnus Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada angkatan 1979. Dia juga menyelesaikan pendidikan Master of Science di Civil Engineering Colorado State University, AS, 1989 dan Doctor of Philosophy, Civil Engineering di universitas yang sama pada 1992.

Sepulangnya ke Tanah Air, Basuki kala itu merupakan satu-satunya pegawai Kementerian PU lulusan S3. Pada 2004 hingga 2005, ia pernah menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja SDA Rehabilitasi Pasca Tsunami NAD.

Lalu, di tahun berikutnya ia juga pernah menjadi Ketua Tim Independen Penanggulangan Kerusakan Jalan Tol Purbaleunyi dan anggota Tim Nasional Penanggulangan Kerawanan Pangan Yahukimo-Papua. Tak lupa, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dari 2006-2007.

Karier Basuki terus menanjak, hingga di usianya yang ke-49 tahun ia berhasil menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA). Lalu, ia berganti jabatan sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU. Pada 2007 hingga 2013, Basuki dilantik sebagai Inspektur Jenderal Kementerian PU.

Setelah itu, ia berganti jabatan sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU selama satu tahun, yakni sampai 2014. Hingga akhirnya, di periode pertama Jokowi, Basuki diangkat sebagai Menteri PUPR, mulai dari 2014 hingga 2019. Jokowi lalu mempertahankan Basuki di periode selanjutnya, 2019 sampai 2024. Genap 10 tahun.

Rumah Digusur Pembangunan Tol

Basuki dikenal sebagai sosok yang sederhana dan berhati besar. Bahkan, rumah pribadinya pernah digusur karena terdampak proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Hal ini terungkap dari cuitan Twitter Mahfud MD. Mahfud yang memuji Basuki karena keikhlasannya mengorbankan rumahnya untuk proyek jalan tol.

Basuki sendiri sempat membeberkan hal ini pada Desember 2018. Saat bicara soal penyediaan rumah untuk generasi milenial, Basuki mengaku rumahnya terkena dampak proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Basuki juga mengatakan pertama kalinya dalam sejarah rumah menteri akan digusur.

“Baru kali ini dalam sejarah rumah menteri mau digusur, tapi saya bilang (jalur tolnya) jangan dibelokkan, biar saja. Biar saya tunggu ganti ruginya,” katanya waktu itu.

Rumah Basuki sendiri diketahui berlokasi di Perumahan Pengairan Rawa Semut, Bekasi Timur. Rumah tersebut kemungkinan dilalui proyek tol Becakayu yang diperpanjang hingga ke Tambun Selatan, Bekasi.

Rumah Basuki Hadimuljono Foto: Isal Mawardi/detikcom

Identik Pakai HP Jadul

Basuki sempat dikenal sebagai satu-satunya menteri yang tak memiliki akun Whatsapp karena menggunakan ponsel jadul. Dalam berbagai kesempatan, dia sering terlihat menggunakan HP jadul dan masih memakai pesan singkat SMS untuk berkomunikasi. detikcom sendiri beberapa kali melakukan komunikasi dengan Basuki lewat SMS, dan selalu dibalas. Dia pernah bilang pada 14 November 2023, ponselnya adalah Nokia lawas.

Namun belakangan, Basuki mengaku sudah memiliki HP yang lebih canggih keluaran baru. Hal itu terungkap saat ada kunjungan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao ke Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, awal tahun ini.

Pada saat menteri-menteri lain mengobrol, Basuki justru memotret wartawan yang hadir di lokasi menggunakan ponsel pintar (smartphone). Saat kegiatan kunjungan tersebut, para menteri tampak mengobrol santai sebelum Jokowi dan Xanana keluar. Termasuk Basuki yang ikut dalam obrolan itu.

Namun Basuki tiba-tiba menyapa wartawan di lokasi sambil melambaikan tangan. Tidak lama Basuki pun mengeluarkan HP dari kantongnya dan memotret wartawan. Yang menarik, Basuki kini menggunakan smartphone lengkap dengan fitur kamera.

“HP baru, Pak?” tanya seorang wartawan. Namun Basuki tidak menjawab.

Tidak jelas betul ponsel pintar apa yang dipakai Basuki. Yang jelas, bentuknya tidak mirip dengan ponsel jenis iPhone keluaran Apple. Sisi ponsel bagian belakang terdapat dua kamera berukuran besar. Warna asli ponsel tidak terlihat karena menggunakan pelindung ponsel (case).

Jadi Fotografer Dadakan

Selain jadi menteri, Basuki juga sering terlihat beraksi jadi fotografer. Basuki sering terlihat jadi fotografer dadakan di berbagai acara, mulai dari acara domestik hingga acara berskala internasional. Saat Indonesia jadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022 misalnya.

Ketika Jokowi beserta para tamu meninjau hutan konservasi mangrove di Bali, Basuki malah berpenampilan ala fotografer. Momen pergerakan Basuki bergaya ala fotografer terlihat dari awal pintu masuk menuju wilayah taman Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali.

Saat itu Basuki tampak menggunakan kaos polo berwarna putih lengan pendek, dengan topi sengaja dipakai terbalik. Gaya Basuki sangat jauh dari tampilan sebagai menteri dengan kameranya yang tampak sibuk mendokumentasikan berbagai momen Jokowi. Basuki bahkan sesekali tertangkap berbaur dengan fotografer luar negeri.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Ngemper di Aspal Foto: Dok. Kementerian PUPR

Menangis Saat Pamit dari Kementerian PUPR

Jumat kemarin, Basuki pamit ke pegawai Kementerian PUPR. Basuki mengatakan, momen tersebut merupakan momen yang berat. Apalagi mengingat dia telah bekerja di Kementerian PUPR hampir separuh umurnya.

“Saya memang ini hari, 2-3 hari ini memang saya, ini hari-hari yang sangat sulit buat saya untuk melaluinya. Tapi memang saya tahu bahwa ini harus saya hadapi. Karena ada pertemuan pasti ada perpisahan. Ada mulai, ada akhirnya. Ini yang paling, saat inilah mungkin ini sore-sore terakhir kita ketemu di halaman PUPR ini,” kata Basuki.

Di saat-saat terakhir ini, tak lupa Basuki menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para media sekaligus pegawai PUPR selama dirinya menjabat. Ia juga turut menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih dari setulus-tulusnya bagi mereka yang berada di sini, dan mohon maaf yauntuk kesalahan selama dalam interaksi kita saya berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan,” sambungnya.

Saat hendak pulang dari kantornya di malam hari kemarin, Basuki akhirnya menangis. Malam itu adalah malam terakhirnya menghabiskan waktu di tempat yang disebutnya sebagai rumah. “PU ini rumah saya, bukan kantor. Saya jadi, saya meninggalkan rumah,” kata Basuki, saat berpamitan.

Jajaran eselon I Kementerian PUPR, sejumlah pegawai PUPR, dan awak media berkumpul di lobby untuk melepas kepergiannya. Basuki menyempatkan diri menyalami dan memeluk mereka satu per satu. Tangisnya mulai pecah saat ia menuju pintu lobby.

Basuki melambaikan tangan ke para anak buahnya. Ia juga menyempatkan diri untuk menundukkan badan dan memberikan penghormatan. Kepergiannya menuju mobil diiringi tepuk tangan dan kalimat ‘we love you’. Tangisnya semakin pecah saat dia mulai memasuki mobil. Mukanya semakin memerah, diiringi dengan suara isak tangis.

“I love you semua,” ujar Basuki memberi kecup perpisahan.

(fdl/fdl)

Membagikan
Exit mobile version