Senin, Oktober 7


Jakarta

Olahraga-olahraga berat seperti marathon, sepak bola, dan bersepeda diketahui mulai menjamur peminatnya. Selain banyaknya orang-orang yang ingin mendapatkan tubuh yang sehat, tak sedikit pula dari mereka yang ikut hanya karena Fear of Missing Out (FOMO).

Dokter spesialis pulmonologi Erlang Samoedro, Sp.P(K) mengimbau untuk mereka yang ingin aktif dalam olahraga berat untuk mengecek soal kekuatan jantung dan paru-paru. Salah satunya adalah dengan cara melakukan Cardio-Pulmonary Exercise Test (CPET).

“(CPET) bisa dilakukan menggunakan treadmill, atau dengan sepeda, atau olahraga yang mau dia kerjakan. Nanti ketika ada kelainan di mungkin irama jantung, kemudian kelainan di saturasi oksigen atau volume oksigennya, itu nanti terekam di komputer. Jadi diketahui sedini mungkin kapan dia terjadi kelainan pada jantung dan paru-parunya,” ujar dr Erlang dalam Siaran Sehat Kementerian Kesehatan, Senin (10/6/2024).


Setelah mengetahui seberapa kuat jantungnya dan seberapa besar kadar VO2 max atau jumlah maksimum oksigen yang dapat manusia gunakan selama berolahraga, dr Erlang mengatakan barulah dokter bisa memberikan saran terkait jenis olahraga apa yang cocok sesuai kapasitas dari organ-organ tersebut.

“Nanti ketika kita lihat ada mungkin timbul kelainan (di jantung dan paru-paru) beban-beban sekian itu nanti kita sesuaikan dengan beban sekian itu olahraga yang cocok itu apa. Bisa dilihat (dengan CPET),” kata dr Erlang.

“Jadi patokannya nantinya adalah nadi. Jadi ketika adalah kelainan di nadi berapa, nah itulah batasannya,” sambungnya.

Tes CPET ini, lanjut dr Erlang, juga bisa dilakukan oleh mereka yang sebelumnya sudah memiliki kondisi terkait jantung dan paru-paru, serta ingin memilih exercise atau mencoba berolahraga yang sesuai dengan kemampuannya.

“Nah itu kan ada batasan-batasan aktivitas yang dia jangan lakukan di atas itu. Jadi ketika dia lakukan exercise itu sampai berapa jauh kemudian ada gangguan, nah di situlah kita lihat keterbatasannya sampai mana. Kemudian disarankan untuk dia melakukan aktivitas di bawah standar itu. Jadi apa saja yang bisa dilakukan, nanti keluar,” kata dr Erlang.

“Seseorang yang mempunyai penyakit harus tahu keterbatasan-keterbatasan sampai seberapa jauh kita bisa melakukan olahraga,” tutupnya.

Simak Video “Cara Anak Muda agar Tak Terserang Penyakit Jantung
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Membagikan
Exit mobile version