Sabtu, Maret 15


Jakarta

Pemerintah menarik utang baru sebesar Rp 224,3 triliun dalam dua bulan pertama 2025. Angka ini setara 28,9% dari target dalam APBN 2025 sebesar Rp 775,9 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada penarikan pembiayaan yang cukup besar pada dua bulan pertama tahun 2025

“Ini berarti ada perencanaan dari pembiayaan yang cukup front loading. Artinya, realisasinya di awal cukup besar,” ujar Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTA di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).


Target pembiayaan anggaran di APBN 2025 mencapai Rp 616,2 triliun. Sementara itu, khusus untuk pembiayaan dari utang masih diperbolehkan sampai Rp 775,9 triliun.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menjelaskan realisasi pembiayaan anggaran terbagi ke dalam pembiayaan utang sebesar Rp 224,3 triliun dan pembiayaan non utang sebesar Rp 4,3 triliun.

“Hingga 28 Februari 2025 realisasi pembiayaan anggaran telah mencapai Rp 220,1 triliun,” ujar Thomas.

Lebih lanjut untuk realisasi pembiayaan utang sendiri, paling banyak berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rp 238,8 triliun. Lalu untuk realisasi pembiayaan utang dari pinjaman minus Rp 14,4 triliun.

Thomas menjelaskan pembiayaan APBN akan terus dikelola secara kehati-hatian dan terukur. Pembiayaan APBN juga akan mempertimbangkan efisiensi anggaran serta dinamika pasar keuangan.

“Sebagaimana capaian realisasi tadi target pembiayaan berjualan sesuai rencana dengan tetap menjaga dengan biaya yang efisien dan risiko yang terkendali,” jelas Thomas.

Simak juga video: Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 243,9 Triliun Hingga April 2023

(shc/hns)

Membagikan
Exit mobile version