Kamis, Oktober 3


Jakarta

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyinggung rencana pemerintah mengalihkan kapal pengangkut barang-barang China ke pelabuhan di wilayah Timur Indonesia. Rencana tersebut demi menyeimbangkan harga barang asal China saat tiba di Indonesia.

Menurut Budi Arie, barang-barang tersebut bisa dikirim ke pelabuhan di Jayapura, Sorong, atau Bitung, sebelum sampai di Jakarta dan Surabaya. Hal ini disampaikan Budi Arie dalam acara Sarasehan Kadin Indonesia pimpinan Anindya Bakrie.

“Jadi kapal pengangkut barang China nggak boleh masuk Jakarta dan Surabaya. (Ke) Bitung, Sorong, habis itu dikirim ke sini kan harganya mahal juga kan, begitu,” terang Budi Arie dalam acara sarasehan di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (3/10/2024).


Konteks pembicaraan Budi Arie adalah saat membahas aplikasi Temu asal Negeri Tirai Bambu. Ia menegaskan pemerintah akan melarang aplikasi tersebut karena berpotensi merusak pasar dalam negeri.

“Temu ini aplikasi platform dari China di mana dia mendisrupsi bukan hanya sebagai e-commerce, dia dari pabrik langsung ke konsumen. Jadi bayangin dari pabrik langsung ke konsumen,” terang Budi Arie.

Pola pengalihan pelabuhan memungkinkan Indonesia lolos dari potensi gugatan oleh Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO. Pasalnya Indonesia tidak melarang ketentuan perdagangan melainkan hanya memindahkan pelabuhannya.

“Supaya nanti kita digugat WTO kan, oh nggak boleh. Kita kan punya negara begitu luas, kita tinggal atur. Nggak, kita nggak larang. Tapi parkirnya di di sono.

Menurutnya konsep serupa sudah diterapkan oleh Perancis beberapa tahun lalu. Hasilnya produk-produk di dalam negeri menjadi lebih kompetitif.

“Perancis pernah melakukan itu, semua barang-barang dari Amerika dan negara Eropa lainnya, 20 tahun, jangan langsung. Taruh di satu tempat apa saya lupa tuh nama kotanya. Ditaruh di situ, jadi dia bisa tahan supaya bisa lebih kompetitif di dalam negeri,” tuturnya.

(ily/hns)

Membagikan
Exit mobile version