
Jakarta –
Lebaran merupakan salah satu momen yang dinanti oleh seluruh umat Islam. Namun saat Lebaran tiba, pertanyaan-pertanyaan sensitif dari keluarga besar sering kali bikin baper atau terbawa perasaan seperti “kapan kerja?” dan “kapan kawin?”.
Banyak orang yang mungkin telah merasakan sentimen tersebut. Terlebih pertanyaan sederhana ‘kapan kerja’ seringkali diiringi dengan ekspektasi yang besar, terutama mengingat kesuksesan seseorang seringkali diukur dari status pekerjaan.
Namun, sebelum langsung merasa tersinggung atau terpukul dengan pertanyaan tersebut, coba sedikit positive thinking. Bisa jadi itu beneran merupakan bentuk lain dari ungkapan kepedulian, lho.
Menurut psikolog dari Universitas Indonesia, Dian Wisnuwardhani, pertanyaan seperti ‘kapan kerja’ merupakan pertanyaan yang normal didapatkan.
“Sebetulnya kan kalau di saat lebaran itukan perkumpulan keluarga, dan keluarga itukan merasa menjadi bagian daripada diri kita masing-masing. Sehingga pertanyaan seperti itu tuh sebetulnya lumrah,” ungkapnya.
Pertanyaan ‘kapan kerja’ memang dapat menjadi sentimen untuk beberapa orang yang sedang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, atau bahkan untuk mereka yang merasa tidak puas dengan karier mereka saat ini.
Namun, pertanyaan ‘kapan kerja’ tersebut bisa jadi bukanlah pertanyaan untuk menyudutkan. Sebaliknya, pertanyaan tersebut bisa jadi salah satu bentuk perhatian sebagai sesama keluarga. Atau bahkan kepedulian yang disertai dengan niat baik seperti membantu mencarikan pekerjaan apabila tahu kondisi yang sebenarnya.
“Sebenarnya itu adalah sebuah doa, jadi tergantung bagaimana kita bisa menerima itu,” ungkap Dian.
“Tapi mungkin yang perlu dipahami di sini adalah, mereka bertanya karena peduli dengan kondisi kita saat ini,” pungkasnya.
Jadi, alih-alih langsung tersinggung dan baper, cobalah untuk melihat pertanyaan itu sebagai kesempatan berbagi informasi, entah mengenai pekerjaan, mengenai jodoh, atau hal lain yang bisa membantu terhubung dengan keluarga. Siapa tahu, di balik pertanyaan sederhana itu, tersembunyi rasa sayang dan perhatian tulus dari keluarga.
Simak Video “Alasan Laki-laki Enggan Terbuka soal Masalah Kesehatan Mental“
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)