Minggu, September 22


Bali

World Bank (Bank Dunia) menyebut produktivitas lahan padi di Indonesia belum meningkat secara signifikan selama 15 sampai 20 tahun terakhir. Padahal menurutnya petani padi Indonesia adalah aset yang menentukan ketahanan pangan negara.

Hal ini dikatakan oleh Lead Agriculture Economist, Agriculture and Food Global Practice, East Asia, and Pacific Region, World Bank Animesh Shrivastava, ditemui di Indonesia International Rice Conference (IIRC), The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Jumat (20/9) kemarin.

“Dialah (petani padi) fondasi bagi ketahanan pangan negara ini. Namun, tingkat produktivitas padi di Indonesia saja berada di kisaran menengah ke atas dan ini merupakan prestasi yang cukup besar. Namun, dalam 15 sampai 20 tahun terakhir, tampaknya pertumbuhan produktivitas belum mencapai tingkat yang kuat,” kata dia dikutip Minggu (22/9/2024).


Ada beberapa hal yang diusulkan untuk meningkatkan produktivitas padi di Indonesia. Pertama, dia menyebut kualitas benih, kedua pupuk yang cocok pada tanah di kawasan tersebut.

“Benih berkualitas baik, tingkat penggantian benih yang baik, dan lain-lain. Kemudian pupuk berkualitas baik, yang diberikan dalam jumlah yang tepat. Bukan hanya sekedar pupuk, terkadang ada yang memberikan NPK, tetapi kebutuhan tanah mungkin berbeda. Jadi, kita harus memiliki manajemen nutrisi yang lebih baik, bukan hanya pupuk,” terangnya.

Selain itu, bagaimana petani juga harus diberikan edukasi untuk membasmi hama agar produksinya bisa terjaga. Kemudian memaksimalkan penggunaan irigasi untuk persawahan.

Lalu, dari sisi penggilingan diharapkan bisa memaksimalkan hasil pasca panen sehingga beras yang dihasilkan tidak menurunkan kualitas.

“Dan kemudian juga membantu petani untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Jadi, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan,” jelas dia.

Simak Video: Pemerintah Mau Ngutang Rp 2,1 T ke Bank Dunia Buat Mangrove, Dikritik DPR

[Gambas:Video 20detik]

(ada/kil)

Membagikan
Exit mobile version