Rabu, Oktober 2
Jakarta

Banjir di Tegal Alur, Jakarta Barat (Jakbar), baru surut usai menggenangi pemukiman warga selama tiga hari. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akhirnya meminta maaf.

Diketahui, banjir melanda sejak Jumat (22/3/2024) pukul 13.00 WIB. Banjir hingga Sabtu (23/3) masih menggenang di 8 RT dengan tinggi air 30 cm sampai 60 cm.

Banjir sejak Sabtu (23/3) pagi itu tak kunjung surut hingga tadi malam. Berdasarkan pantauan di lokasi pukul 19.00 WIB, Minggu (24/03), banjir masih tersisa di satu titik yakni di Jalan Lingkungan III RT 15 RW 03.


BPBD DKI per Minggu (24/3) pukul 11.00 WIB, banjir di Jakarta tersisa di kawasan Tegal Alur. Ketinggian banjir 30 cm.

Ucapan maaf disampaikan Heru Budi saat membuka secara resmi Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2024 Kota Administrasi Jakarta Barat untuk membahas Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Tahun 2025 di Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Barat, Senin (25/3). Permintaan itu menyikapi kejadian banjir yang melanda Tegal Alur, Jakarta Barat lebih dari 24 jam.

“Secepatnya, kami akan melakukan penurapan demi menanggulangi banjir,” kata Heru Budi seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Heru juga meminta maaf kepada masyarakat yang terdampak banjir akibat luapan Kali Semonggol. Mantan Wali Kota Jakarta Utara itu mengatakan penanganan banjir bukan hal mudah.

“Kami akui tidak mudah, melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, penanggulangan banjir akan kita mulai dari laut, artinya dari bagian utara Jakarta. Di utara, kita bangun waduk dan embung yang langsung kita turap, terus masuk ke wilayah Jakarta Barat. Kita akan gunakan musim kemarau untuk berbenah. Sehingga, mudah-mudahan tahun depan semuanya bisa teratasi,” ujarnya.

Warga Minta Kali Semongol Dikeruk

Banjir di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar) terjadi lebih dari 2 hari. Warga berharap Kali Semongol dikeruk lebih dalam agar aliran air di sungai lebih baik.

Sekretaris RT 15 RW 3 Tegal Alur Chomidah mengatakan Kali Semongol saat ini terbilang masih dangkal. Jika air meluap dari sungai, permukiman warga akan terdampak banjir.

“Kalau sampai surut beberapa jam setelah banjir kayaknya nggak mungkin. Karena kalinya masih dangkal. Kalau mungkin tanahnya dikeruk lebih dalam bisa jadi lebih cepat,” ujar Chomidah kepada detikcom, Senin (25/3).

Chomidah menjelaskan, beberapa upaya untuk mengantisipasi banjir di Tegal Alur sudah dilakukan, misalnya sosialisasi soal jangan buang sampah sembarangan.

“Masih banyak warga yang buang sampah sembarangan karena enak bisa langsung buang. Sudah ada edukasi tentang jangan buang sampah sembarangan, tapi namanya warga susah. Akibatnya jadi banjir lagi,” jelasnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..

Membagikan
Exit mobile version