Minggu, Desember 22

Jakarta

Hujan deras yang mengguyur Maroko, yang berlangsung hanya dua hari, setara dengan curah hujan satu tahun. Akibatnya, air membanjiri Gurun Sahara dan mengisi danau yang sudah setengah abad kering.

Pemerintah Afrika Utara mengatakan, banjir yang terjadi September tahun ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade, khususnya di desa Rabat di tenggara, tempat curah hujan 10 cm turun dalam sehari.

Danau Iriqui, dasar danau antara Zagora dan Tata yang telah kering selama 50 tahun, terisi oleh curah hujan dalam gambar dari satelit NASA. Wilayah Merzouga juga diguyur hujan lebat.


Karena biasanya di sana hanya terdapat kurang dari 25 cm curah hujan setiap tahunnya, tampak orang-orang melaju kencang melewati genangan air dan area oasis dengan kendaraan segala medan. Untuk diketahui, badai ini datang setelah enam tahun kekeringan berturut-turut.

“Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kita mendapatkan hujan sebanyak ini dalam waktu yang singkat,” kata Houssine Youabeb yang bekerja di Direktorat Jenderal Meteorologi Maroko, dikutip dari New York Post.

Ia menambahkan bahwa hujan mungkin memiliki efek jangka panjang terhadap cuaca negara itu, akibat meningkatnya kelembapan di udara. Dampak lain dari badai September mengakibatkan waduk terisi ulang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan membawa sumber air tambahan bagi penduduk setempat.

Mengenai upaya mengatasi kekeringan, masih terlalu dini untuk mengatakan dampak apa yang akan ditimbulkan oleh hujan baru-baru ini. Badai tersebut menelan korban 20 nyawa antara Maroko dan negara tetangga Aljazair serta merusak produksi tanaman.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version