Rabu, Oktober 2


Jakarta

Waroeng Solo: Berawal Koleksi Pribadi Jadi Tempat Melepas Rindu Kampung Halaman

Restoran khas Solo yang berada di wilayah Jakarta Selatan itu menyuguhkan suasana selayaknya rumah-rumah yang ada di pedesaan wilayah Solo. Siapa sangka, joglo dan benda-benda pajangan di sana itu merupakan koleksi pemiliknya.

Waroeng Solo itu terletak di Jalan Madrasah No. 14, Cilandak Timur, Jakarta Selatan dan berdiri sejak 2007. Restoran itu milik bekas pebalap Rio Sarwono.


Dijumpai detikTravel di lokasi, Rabu (25/9/2024) perwakilan pengelola Waroeng Solo, Siska Amalia, menceritakan awal mula berjalan resto pelepas rindu kampung halaman bagi warga Solo di Kota Jakarta ini.

“Owner kami itu memang berasal dari Solo, beliau memang amat sangat menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan (budaya) Jawa-lah, khususnya Solo. Beliau itu dulu mengoleksi rumah-rumah kaya begini nih (joglo) dan punya sebidang tanah ingin dimanfaatkan maka dibangunlah warung,” ujarnya.

Kemudian, karena sang pemilik juga pecinta kuliner sehingga dibuatlah restoran ini dengan tema dan suasana Solo ditambah dengan sajian rumahan khas Solo seperti Selat Solo, garang asem, pecel, hingga minuman wedang uwuh.

Walaupun sudah berusia cukup lama, Waroeng Solo masih menjadi pilihan untuk mencicipi masakan rumah khas Solo bagi para pecintanya. Hingga sekarang restoran itu masih tetap bertahan karena selalu mengutamakan rasa dan suasana yang otentik Solo.

“Nah untuk menciptakan atmosfer ini kita memang mempertahankan tidak ada ac, malah dulu meja yang kita punya pun meja marmer dan di bawahnya menggunakan mesin jahit. Berusaha untuk vintagenya tuh tetap ada kita coba menyelaraskan aja, piring juga dari anyaman bambu,” katanya.

Ia menambahkan dengan suasana dan masakan yang diusung Waroeng Solo ini banyak yang ingin datang untuk merasakan suasana kampung halaman di perantauan, sehingga pihaknya terus mengedepankan hal-hal khas Kota Batik itu.

Belum lagi di restoran ini pengunjung akan diiringi oleh pemain musik yang memainkan musik-musik keroncong. Hal ini pula menurut Siska yang membuat Waroeng Solo begitu melekat di hati para pengunjung karena serasa di kampung halaman.

“Banyak yang datang ke sini tuh mereka-mereka yang rindu dengan suasana Jawa, ya nasi liwetnya, suasananya ‘enak ya di sini kaya di kampung’,” kata Siska.

Bagi yang penasaran ingin mencoba suasana dan masakan khas Solo, restoran ini bukan setiap harinya. Namun memiliki waktu operasional yang berbeda, untuk Selasa – Jumat mulai 10.00 – 22.00 WIB, Sabtu 09.00 – 22.00 WIB, dan Minggu – Senin pukul 09.00 – 20.00 WIB.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari Rp 25.000 untuk makanan berat, Rp 5.000 untuk camilan, dan Rp 10.000 untuk minuman.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version