Jumat, Januari 10


Depok

Kota Depok menyimpan banyak peninggalan zaman Belanda, termasuk bangunan bersejarah tinggalan Kaoem Belanda Depok. Kini butuh renovasi.

Kawasan Depok Lama yang berada di Jalan Pemuda atau juga dikenal sebagai kawasan Belanda Depok, memiliki beberapa bangunan bersejarah yang beberapa di antaranya masih terjaga hingga saat ini. Salah satunya menjadi Kantor Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), lembaga yang didirikan pada 4 Agustus 1952 dan bertugas memelihara situs bersejarah peninggalan Depok Lama serta menaungi berbagai macam kegiatan yang menggunakan situs bersejarah tersebut.

Dulu, kantor tersebut adalah tempat tinggal bagi pendeta-pendeta, yang letak gerejanya pun sangat dekat dengan tempat tinggal mereka. Kini, bangunan yang telah menjadi cagar budaya itu masih merawat keaslian bangunannya.


“Dulu ini pasturi. Pasturi adalah rumah tinggal pendeta, gerejanya kan di sana. Dibangun antara tahun 1817 hingga 1823, ketika pendetanya Abraham Schuurkogel,” ujar Koordinator Bidang Sejarah YLCC, Boy Loen, kepada detikTravel beberapa waktu lalu.

Koordinator Bidang Sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, Boy Loen (Pradita Utama/detikcom)

Selain bangunan Kantor YLCC saat ini dan Gereja Immanuel yang telah berdiri sejak zaman dahulu, Boy juga mengatakan terdapat beberapa bangunan yang telah hadir sejak dahulu, seperti SDN Pancoran Mas Dua hingga Eks Rumah Sakit Harapan.

Saat detikTravel berada di lokasi, sekolah dasar tersebut tengah dalam tahap renovasi, sehingga tidak bisa melihat secara utuh bangunan bersejarah tersebut.

“Ada SDN Pancoran Mas Dua, sekarang sedang direnovasi. Kemudian ada Eks Rumah Sakit Harapan, dan kemudian yang lain adalah rumah-rumah penduduk, misalnya, tapi rumah-rumah penduduk itu dibangun setelah melampaui (zaman) Chastelein, tapi ada yang berumur satu abad,” kata dia.

“Misalnya, di Jalan Pemuda ini, rumah yang ditinggali Keluarga Sardimun itu adalah rumah tertua di Jalan Pemuda ini yang sering dipakai buat syuting film,” Boy melanjutkan.

Sekolah yang merupakan bangunan tinggalan Belanda Depok (Pradita Utama)

Eks Rumah Sakit Harapan itu dulunya merupakan gedung Gemeentebestuur (kantor pemerintahan) era Chastelein, kemudian beralih fungsi sebagai rumah sakit. Kini bangunan tersebut ditutup dengan kondisinya yang semakin memprihatinkan.

Di halaman depan bangunan itu, terdapat monumen untuk mengenang jasa Cornelis Chastelein dalam peran pentingnya membangun Kota Depok. Boy menyebut bangunan Eks Rumah Sakit Harapan itu direncanakan untuk direnovasi.

Dapat Dukungan Pemerintah

“Wali kota terpilih Depok (Supian Suri) berjanji kepada kami, nanti dia juga mau bantu melalui APBD Depok untuk renovasi itu bersama investor. Nanti bagian depannya tetap dipertahankan karena itu yang menjadi cagar budaya, tapi bagian belakangnya boleh dimanfaatkan untuk kegiatan rumah sakit atau kegiatan ekonomi lainnya,” kata Boy.

Telah mendapatkan dukungan dari wali kota terpilih Depok untuk bangunan-bangunan peninggalan zaman dulu di sana. Dalam postingan media sosial, setelah meninjau bangunan tersebut yang telah terbengkalai, ia turut prihatin dan mendorong ke depannya agar bangunan dan kawasan bersejarah ini lebih diperhatikan oleh pemerintah.

“Ini kawasan Depok Lama ini, tadi saya lihat rumah sakit yang dulunya rumah sakit yang juga didirikan untuk masyarakat, tapi hari ini kondisinya, mohon maaf, memprihatinkan, nggak berjalan, dan nyaris ambruk rumah sakitnya,” kata Supian dalam video unggah itu yang dikutip detikTravel.

Dengan adanya keturunan kaum Belanda Depok yang terus menyemai benih-benih sejarah Cornelis Chastelein dan peninggalannya di kawasan tersebut, Supian juga mengatakan hal tersebut merupakan upaya positif yang dilakukan masyarakat di sana.

Ia tak memungkiri bahwasannya pemerintah belum senantiasa membersamai mereka dan memperhatikan penuh kawasan yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Kota Depok.

“Kita selama ini boleh dibilang beliau-beliau (masyarakat Belanda Depok) ya berjuang sendiri untuk mempertahankan ruang-ruang ini sebagai sejarah yang nggak boleh hilang. Artinya, ya kita nggak pungkiri pemerintah belum benar-benar hadir di sini,” ujarnya.

“Karena bagaimanapun ini adalah sejarah yang luar biasa sebetulnya buat kita,” Supian menambahkan.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version