Jakarta –
Direktur Utama Angkasa Pura Indonesia Faik Fahmi buka-bukaan soal rencana besar penggabungan bandara-bandara yang dikelola BUMN menjadi satu operator. Selama ini, bandara-bandara di Indonesia dikelola dua operator besar yaitu Angkasa Pura I dan II.
Pihaknya yang merupakan subholding dari holding BUMN aviasi dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney yang bakal melakukan integrasi tersebut. Dia menjamin proses integrasi dilakukan tanpa mengganggu operasional bandara.
“Prinsip integrasi ini kami tidak akan mengganggu operasional bandara, kemudian comply dengan regulasi baik korporasi maupun transportasi udara. Nantinya akan ada optimasi cost maupun kurangi risiko hingga ke tahapan end state,” beber Faik Fahmi dalam diskusi di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (3/2/2024) malam.
Proses integrasi akan dilakukan dalam 3 tahap. Saat ini pihaknya masih melakukan tahap pertama, yaitu tahap penyiapan instrumen tata kelola subholding.
“Kita ada PMO yang bekerja melakukan transisi, akan di-develop best practice-nya seperti apa. Kalau ini udah siap, masuk ke tahapan berikutnya,” tutur Faik.
Tahap kedua adalah integrasi kantor pusat, termasuk penggabungan dan integrasi karyawan dari Angkasa Pura I dan II.
“Jadi beberapa bulan ke depan sudah ada penggabungan seluruh fungsi headquarter AP I dan AP II. Kalo kita lihat Di AP I ada sekitar 350 karyawan, di AP II ada 1.000, 1.400-an. itu yang akan mulai kita integrasikan jadi satu,” jelas Faik.
Nah tahap terakhirnya adalah Angkasa Pura I dan II akan merger secara sepenuhnya, semua bandara akan dikelola oleh satu operator. Tepatnya oleh Angkasa Pura Indonesia.
“End state-nya kita melakukan merger sepenuhnya untuk Angkasa Pura I dan II. Saat merger penuh, AP I maupun AP II udah nggak akan ada lagi, yang ada hanya AP Indonesia,” terang Faik.
Lebih lanjut, dia menargetkan proses transisi ini bakal kelar hingga akhir 2024. Setelah 2024, semua operator bandara BUMN rencananya bakal menjadi satu bendera saja.
“Keberadaan AP I, AP II ini kita pertahankan maksimal sampai akhir 2024. Ini roadmap keberadaan Angkasa Pura Indonesia. Proses transisi ini akhir tahun jadi satu dan hanya akan ada AP Indonesia,” jelas Faik Fahmi.
(hal/hns)