
Jakarta –
Bandara Heathrow kebakaran pada Jumat (21/3). Penerbangan kacau balau, parahnya lagi pilot tidak tahu mau landing ke mana.
Data FlightRadar24 menunjukkan bahwa 120 pesawat terbang di udara mencari tempat untuk mendarat hingga pukul 9 pagi, setelah kebakaran gardu induk menutup bandara dan membatalkan ratusan penerbangan, seperti dikutip dari Mirror pada Selasa (25/3).
Penutupan tersebut berdampak pada lebih dari 1.350 penerbangan, termasuk 679 yang dijadwalkan mendarat dan 678 yang akan berangkat dari Heathrow.
Setidaknya 1.357 penerbangan telah dibatalkan, dialihkan, atau ditunda pada hari itu. Bandara terdekat termasuk Bandara Gatwick telah melakukan beberapa penerbangan, sehingga membatasi kapasitas pesawat lain yang masih mencari tempat untuk mendarat.
Mirror telah meminta Gatwick untuk menanggapi klaim bahwa bandara tersebut sekarang penuh dan tidak dapat menerima lebih banyak penerbangan yang dialihkan.
Seorang penumpang dalam penerbangan yang dialihkan dari Bandara Heathrow mengatakan kepada LBC bahwa pilot memberi tahu bahwa mereka “tidak tahu” di mana mereka bisa mendarat.
Tim, penumpang yang terbang dari Bangkok ke London, akhirnya terdampar di Brussels, Belgia tanpa pilihan pendaratan alternatif. Ia telah menunggu selama empat jam, selain penerbangan 12 jam dari Bangkok. Ia berbagi bahwa pilot memberi tahu mereka: “Kami belum tahu ke mana kami akan pergi.”
Ketika ditanya kapan ia akan kembali ke Inggris, ia berkata bahwa pesawat itu besar, jadi mereka memerlukan lapangan terbang yang cukup besar. Bahan bakar telah diisi, dan kaptennya tinggal menunggu slot di suatu tempat di Inggris.
Bandara Heathrow jadi yang paling sibuk di Inggris karena melayani lebih dari 83,9 juta penumpang pada tahun 2024.
Ed Miliband, sekretaris nol emisi untuk pemerintahan Buruh, mengatakan bahwa tidak ada dugaan “kecurangan” yang menyebabkan kebakaran gardu induk. Sebelumnya ia mengatakan kepada Sky News bahwa kebakaran itu “tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya”, ia mengatakan bahwa kebakaran itu adalah “kecelakaan yang dahsyat”.
“Kami harus memulihkan listrik secepat mungkin dan Heathrow dibuka secepat mungkin. Namun sebenarnya butuh waktu untuk mengatasi gangguan itu karena alasan yang jelas. Tidak ada dugaan bahwa ada kecurangan,” kata Miliband.
(bnl/wsw)