Rabu, Maret 19


Jakarta

Bandara Internasional Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) kacau setelah dilanda banjir hebat. Penumpang gagal terbang dan baru dijanjikan bisa penjadwalan ulang pada lima hari ke depan.

Kekacauan itu terjadi setelah Dubai mengalami curah hujan terberat dalam 75 tahun terakhir. Itu pun dihitung sejak ada pencatatan cuaca di negara Teluk itu.

Salah satu penumpang yang terjebak di Bandara Dubai itu adalah Pallavi. Dia bersama tiga anggota keluarganya.


Ibu berusia 36 tahun itu menyebut situasi di bandara sangat kacau, orang-orang tidur di lantai dan toko-toko kehabisan makanan.

Foto-foto yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan orang-orang mengantre, duduk di lantai, dan berdiri berkeliling karena tempat duduk kurang.

“Orang-orang di sini tidur di lantai dan bandara kehabisan pilihan makanan. Yang kami dapatkan hanyalah kopi, karena persediaannya habis,” kata Pallavi seperti dikutip dari Mirror, Kamis (18/4/2024).

“Saya dan keluarga, serta orang lain, telah menunggu di gate keberangkatan tanpa ada penjelasan apapun. Ketika kami tiba di bandara, bandara itu dibanjiri orang dan tidak ada seorang pun dari tim manajemen yang tahu apa yang sedang terjadi,” dia menambahkan.

Pallavi dan keluarganya dijadwalkan terbang dari Mumbai ke New York, dengan transit di Dubai, pada Selasa (17/4). Dia memesan tiket itu pada November 2023 dengan biaya per kepala 860 pound sterling atau sekitar Rp 17,3 juta.

Menurut laporan, curah hujan pada Senin dan Selasa itu melimpah ruah, lebih banyak dari curah hujan yang terjadi di Dubai sepanjang tahun.

Jalan raya juga banjir, sehingga akses ke bandara lumpuh total. Penerbangan tertunda dalam jangka waktu cukup panjang, diperkirakan Pallavi dan penumpang lain baru bisa mendapatkan penerbangan pengganti pada 23 April.

Penumpang lain yang terjebak di Bandara Dubai Robbie Blood juga menyebut mendapatkan keterangan dari maskapai baru bisa kembali ke Buckinghamshire, Inggris pada 23 April.

Bersama istri Jo, 48, dan anak Amy, 11, dia melakukan perjalanan ke Dubai pada tanggal 3 April. Mereka liburan di Dubai dengan biaya 4,000 pound sterling atau Rp 80,7 juta. Mereka seharusnya kembali ke Inggris pada 17 April.

“Kami melihat cuaca telah berubah pagi itu,” kata Robbie, seorang manajer pengembangan bisnis.

Saat itu tiba-tiba langit menjadi gelap, gelap gulita, dan terjadilah hujan lebat.

“Kami sempat menyeberang jalan untuk membeli kue dan kopi, tetapi harus berlari kembali, basah kuyup, sangat deras. Kami terkejut,” kata dia.

Untuk memastikan kepulangan, Robbie menghubungi maskapai penerbangan mereka, Emirates, melalui Twitter. Dia diberi tahu bahwa penerbangan berangkat tepat waktu.

“Banjirnya sangat parah, antrean sangat panjang, penyumbatan jalan, dll. Perjalanan ini menjadi mimpi buruk. Kami juga tidak memiliki korespondensi sama sekali sebelum mengirim DM kepada Emirates. Komunikasinya sangat buruk. Tidak ada makanan atau minuman dan hanya ada ruang untuk berdiri,” dia menambahkan.

“Kamu cuma bisa tertawa, tidak akan menangis. Kami sekarang telah mengeluarkan tambahan 500 pound sterling atau sekitar Rp 10 juta, tapi masih belum tahu apa yang harus kami lakukan, angka itu bisa saja bertambah,” kata dia.

Melalui X, Emirates mengumumkan melakukan penangguhan penerbangan hingga hari ini. Penumpang dilarang mendekati bandara hingga ada pemberitahuan area itu aman dan bisa diakses.

Simak Video “Aksi Relawan Keliling Naik Kayak Evakuasi Warga Dubai yang Terjebak Banjir
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version