Kamis, Oktober 31

Kupang

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1) dapat menjangkau 20 ribu titik sampai akhir tahun 2024.

Berdasarkan data terkini, satelit pemerintah tersebut sudah mencapai 18.501 ribu titik yang mencakup di berbagai fasilitas layanan publik di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Informasi itu disampaikan di hadapan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang mengunjungi Stasiun Bumi Satria-1 di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

“Jadi, per hari kemarin itu ada sekitar 18.501 yang terinstal. Dalam waktu satu tahun ini, ini bulan Oktober sudah 18.000. Nah, kalau enggak salah Bu Indah (Direktur Utama Bakti Komdigi-red) punya planning sampai 20.000 di tahun ini,” ujar Direktur PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) Heru Dwikartono saat memaparkan progres perkembangan pengoperasian Satria-1.


Pada kesempatan yang sama, Dirut Bakti Komdigi Fadhilah Mathar pun merespon bertepatan dengan terpasangnya 20.000 user terminal Satria-1 itu akan diresmikan langsung oleh Menkomdigi Meutya Hafid.

“Nanti yang ke-20.000 ibu (menteri) yang langsung meresmikan,” ucapnya.

Adapun rinciannya, kantor pemerintahan telah terpasang 3.744 user terminal Satria-1, Lokasi Wisata 105, Pelayanan Kesehatan 923, Pelayanan Usaha 96, Pendidikan 12.623, Pertahanan dan Keamanan 411, Pusat Kegiatan Masyarakat 318, Tempat Ibadah 254, dan Transportasi Publik 15.

Sementara itu, untuk sebaran wilayahnya titik user terminal Satria-1, yaitu Sumatera 5.515, Jawa 4.152, Kalimantan 2.267, Sulawesi 2.814, Bali Nusra 2.204, Maluku 276, Maluku Utara 359, dan Papua 689.

Kunjungan kerja Menkomdigi Meutya Hafid ke Stasiun Bumi Satria-1 di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

“Memang kita memberikan yang utama adalah memberikan layanan internet pada instansi-instansi pemerintah dan juga untuk daerah tertinggal. Jadi, ini untuk siapa pun yang membutuhkan fasilitas internet dan tidak terlayani,” ungkap Heru.

Pengadaan satelit pemerintah itu melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Komdigi selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) telah melaksanakan proses pelelangan pengadaan dengan menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.

Selanjutnya, konsorsium PSN mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan nama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) yang mengerjakan proyek satelit Satria-1.

Setelah itu, Satria-1 meluncur di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan bantuan roket Falcon 9 milik SpaceX pada 18 Juni 2023 dan beroperasi enam bulan kemudian.

Keberadaan Satelit Satria-1 dengan kapasitas 150 Gbps ini untuk menunjang kebutuhan di 37 ribu titik akses internet bagi fasilitas layanan publik di 3T, seperti puskesmas dan pendidikan. Adapun, proyek pemerintah itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 8 triliun.

(agt/agt)

Membagikan
Exit mobile version