Sabtu, Desember 28


Jakarta

Francesco Bagnaia gagal mencetak hat-trick juara dunia usai dikalahkan Jorge Martin. Bos Ducati Gigi Dall’Igna meyakini, Bagnaia jadi tolok ukur pebalap MotoGP.

Setelah merengkuh titel juara dunia MotoGP back to back di 2022 dan 2023, Bagnaia dipaksa gigit jari saat bersaing dengan Martin pada musim ini. Pebalap Ducati pabrikan itu finis runner-up dengan selisih 10 poin di bawah Martinator.

Kendati demikian, Bagnaia tetap unjuk superioritas. Bagnaia berhasil memenangi 11 balapan grand prix, menyamai rekor Valentino Rossi, dan hanya kalah dari Marc Marquez di era MotoGP. Jumlah kemenangan tersebut nyaris empat kali lebih banyak daripada yang dibukukan Jorge Martin (3).


Dall’Igna percaya, Francesco Bagnaia merupakan pebalap terbaik di atas lintasan saat ini. Bagnaia lebih unggul dari Martin, juga dari Marc Marquez si juara dunia MotoGP enam kali.

“Jorge Martin tidak diragukan lagi sangat kencang. Di beberapa balapan tertentu, dia lebih kencang daripada Pecco tapi di balapan yang lainnya Pecco sudah jelas lebih kencang. Plus, Pecco punya visi balapan yang lebih unggul daripada pebalap-pebalap lainnya saat ini,” ungkap Dall’Igna.

“Saya pikir Pecco Bagnaia bisa menuliskan banyak sejarah di kejuaraan balap motor. Pecco kan sudah memenangi dua kejuaraan dunia, dan tidak banyak pebalap yang mencapainya,” sambung dia kepada Australian Motorcycle dikutip Motosan.

“Dan pada tahun ini, dia bertarung untuk titel juara ketiganya. Sekarang ini dia jadi tolok ukur pebalap di MotoGP,” cetus Italiano berusia 58 tahun itu.

(rin/yna)

Membagikan
Exit mobile version