Sabtu, September 14

Jakarta

Federal Aviation Administration (FAA) meminta dilakukan investigasi terhadap kegagalan roket Falcon 9 milik SpaceX saat meluncurkan sejumlah satelit internet Starlink.

Kegagalan mesin tahap kedua terjadi pada Kamis (11/7) malam selama peluncuran rutin satelit dari pangkalan angkatan antariksa Vandenberg di daerah Santa Barbara, California, Amerika Serikat (AS).

Kira-kira satu jam setelah roket lepas landas, tahap kedua roket, yang membawa 20 satelit internet Starlink, gagal menyala kembali dan malah menempatkan satelit di orbit sangat rendah yang berbahaya karena berisiko terbakar di atmosfer Bumi.


“Selama peluncuran Starlink oleh Falcon 9 malam ini, mesin tahap kedua tidak menyelesaikan pembakaran keduanya. Akibatnya, satelit Starlink berada di orbit yang lebih rendah dari yang dituju semula,” demikian pernyataan SpaceX seperti dikutip dari The Guardian, Senin (15/7/2024).

“SpaceX telah melakukan kontak dengan 5 satelit sejauh ini dan berupaya agar satelit-satelit itu menaikkan orbit menggunakan pendorong ion mereka,” imbuh SpaceX.

Pendiri SpaceX Elon Musk, menindaklanjutinya dengan penjelasan sangat teknis tentang pendorong ion, suatu bentuk propulsi listrik yang digunakan dalam pesawat antariksa.

“Kami sedang memperbarui perangkat lunak satelit untuk menjalankan pendorong ion pada kecepatan yang setara dengan warp 9. Tidak seperti episode Star Trek, ini mungkin tidak akan berhasil, tetapi patut dicoba,” katanya.

Dalam posting terpisah di X/Twitter, Musk menyebutkan, pengaktifan kembali tahap atas untuk menaikkan perigee mengakibatkan mesin tidak dapat beroperasi karena alasan yang saat ini belum diketahui. “Tim sedang meninjau data untuk memahami akar penyebabnya,” sebutnya.

Malfungsi roket pada Kamis (11/7) terjadi pada misi roket ke-354 dan menandai kegagalan Falcon 9 pertama sejak tahun 2015, ketika roket meledak di lokasi peluncuran di Florida.

“FAA mengetahui adanya anomali yang terjadi selama misi SpaceX Starlink Group 9-3 yang diluncurkan dari pangkalan angkatan antariksa Vandenberg di California pada 11 Juli. Insiden tersebut melibatkan kegagalan roket tahap atas saat berada di luar angkasa. Tidak ada cedera publik atau kerusakan properti publik yang dilaporkan. FAA meminta penyelidikan,” demikian bunyi pernyataan FAA.

“FAA akan terlibat dalam setiap langkah proses investigasi dan harus menyetujui laporan akhir SpaceX, termasuk tindakan perbaikan apa pun,” tambahnya.

(rns/fay)

Membagikan
Exit mobile version