Rabu, September 18


Tokyo

Badai Shansan meluluhlantakkan Jepang. Badai itu bergerak lambat tapi justru menimbulkan kerusakan hebat. Warga dan wisatawan diimbau untuk mematuhi panduan keamanan dan keselamatan.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan tiga orang tewas, satu orang hilang, dua orang luka parah, dan lima orang menderita luka ringan di Jepang barat daya pada Kamis (29/8/2024) saat badai Shanshan menerjang prefektur Kagoshima. Angin dahsyat itu menyebabkan hujan lebat dan angin kencang, sehingga mengganggu lalu lintas udara dan memutus aliran listrik ratusan ribu rumah tangga.

“Karena topan ini bergerak lambat, jumlah total hujan bisa jadi cukup besar,” kata Hayashi dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters.


Menurut Kyushu Electric Power Co., lebih dari 250.000 rumah tangga di tujuh prefektur mengalami pemadaman listrik pada Kamis hingga pukul 09:00 pagi waktu setempat.

Maskapai penerbangan, termasuk ANA Holdings dan Japan Airlines mengumumkan pembatalan lebih dari 600 penerbangan domestik. Layanan kereta api ditangguhkan di banyak wilayah di Kyushu.

Produsen mobil besar termasuk Toyota dan Nissan menghentikan operasi di beberapa atau semua pabrik domestik mereka karena badai tersebut.

Topan tersebut, dengan hembusan hingga 55 meter per detik (198 km per jam/123 mph), menerjang dekat kota Satsumasendai yang terletak di pulau Kyushu di barat daya Jepang pada Kamis pagi.

Pihak berwenang memperingatkan badai itu bisa menjadi salah satu yang terkuat yang pernah melanda wilayah tersebut. Pemerintah daerah juga telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi jutaan penduduk di beberapa prefektur.

Rekaman dari penyiar publik NHK menunjukkan dinding-dinding robek dan kaca-kaca jendela bangunan pecah di kota Miyazaki di Kyushu selatan, dengan benda-benda berserakan di jalan atau tergantung di tiang-tiang listrik.

Setelah melayang di atas Kyushu selama beberapa hari ke depan, badai tersebut diperkirakan akan mendekati wilayah tengah dan timur, termasuk ibu kota Tokyo, sekitar akhir pekan.

Topan Shanshan adalah cuaca buruk terbaru yang melanda Jepang, menyusul Topan Ampil, yang juga menyebabkan pemadaman listrik dan evakuasi, awal bulan ini.

Dilansir dari Travel and Tour World, Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan serangkaian peringatan dan perintah evakuasi yang mendesak, yang berdampak pada hampir satu juta penduduk, untuk mengantisipasi badai itu.

Topan kuat ini diperkirakan akan membawa angin kencang yang merusak, hujan lebat, dan potensi banjir dan tanah longsor yang parah. Dengan kecepatan angin hingga 157 mph, Topan Shanshan berpotensi menyebabkan kerusakan yang meluas, termasuk merobohkan rumah dan menumbangkan pohon.

Kepala peramal cuaca Badan Meteorologi Jepang, Satoshi Sugimoto, menekankan betapa seriusnya situasi tersebut.

“Kewaspadaan maksimum diperlukan mengingat prakiraan cuaca menunjukkan angin kencang, gelombang tinggi, dan pasang surut yang belum terlihat sejauh ini.”

Perintah evakuasi telah dikeluarkan di seluruh Jepang bagian selatan, barat, dan tengah, yang mempengaruhi sekitar 990.000 penduduk. Banyak yang telah disarankan untuk mencari perlindungan di pusat evakuasi yang ditunjuk atau bersama teman dan keluarga di daerah yang lebih aman.

Pelancong yang berencana untuk mengunjungi Jepang atau mereka yang saat ini berada di sana sangat disarankan untuk tetap mengikuti informasi terkini dan mempertimbangkan untuk mengubah rencana perjalanan mereka.

Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan “peringatan khusus” tingkat tertinggi untuk badai, gelombang, dan pasang surut yang dahsyat di beberapa bagian Prefektur Kagoshima. Peringatan semacam itu diperuntukkan untuk situasi di mana topan diperkirakan akan melanda dengan kekuatan yang hanya terjadi sekali setiap beberapa dekade.

Kedatangan Topan Shanshan yang akan datang telah mulai mengganggu perjalanan udara di seluruh Jepang. Di Bandara Haneda Tokyo, salah satu bandara tersibuk di dunia, lebih dari 111 penerbangan dibatalkan dan 189 penerbangan ditunda. Demikian pula, Bandara Kagoshima, yang terletak di wilayah barat daya Jepang, telah mengalami lebih dari 86 pembatalan penerbangan dan 17 penundaan penerbangan.

Japan Airlines (JAL) dan All Nippon Airways (ANA), dua maskapai penerbangan terbesar di negara itu, juga telah melaporkan gangguan besar-besaran. JAL telah membatalkan lebih dari 160 penerbangan dan menunda 261 penerbangan, sementara ANA telah membatalkan lebih dari 50 penerbangan dan menunda 115 penerbangan.

Para pelancong harus bersiap menghadapi pembatalan dan penundaan lebih lanjut karena dampak badai terus berlanjut.

Selain bahaya fisik yang ditimbulkan oleh badai, ada juga kekhawatiran tentang potensi pemadaman listrik yang berkepanjangan dan dapat semakin mempersulit upaya tanggap darurat.

Warga di daerah yang terkena dampak telah disarankan untuk menimbun persediaan penting, termasuk makanan, air, dan obat-obatan, dan bersiap menghadapi kemungkinan tidak adanya listrik untuk waktu yang lama.

Wisatawan juga harus bersiap dengan baik, memastikan mereka memiliki akses ke barang-barang yang diperlukan dan menjaga rencana perjalanan tetap fleksibel.

Selain itu, wisatawan diminta untuk mengikuti panduan setempat. Turis harus mengutamakan keselamatan dan tetap mendapatkan informasi.

Traveler yang memiliki rencana kunjungan ke Jepang diminta untuk melakukan persiapan dan memastikan keamanan soal bencana sebelum datang.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version