Jakarta –
FBI baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang modus penipuan baru yang disebut “hacker hantu” setelah seorang wanita di Chicago kehilangan USD 20.000 (sekitar Rp300 juta). Modus operandi penipuan ini melibatkan korban yang ditipu untuk menginstal aplikasi berbahaya di perangkat mereka – baik itu iPhone, Android, maupun Windows – yang memungkinkan penipu mengakses rekening bank mereka.
Kasus di Chicago menjadi contoh nyata bagaimana penipuan ini bekerja. Korban menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai perwakilan layanan pelanggan banknya. Penipu tersebut meyakinkan korban bahwa ada aktivitas mencurigakan di rekeningnya dan menginstruksikan korban untuk mengunduh aplikasi agar “masalahnya” dapat diperbaiki.
Tanpa disadari korban, aplikasi yang diunduh tersebut adalah malware yang memberikan akses penuh kepada penipu ke perangkat korban, termasuk informasi perbankan dan data pribadi lainnya. Penipu kemudian dengan mudah menguras rekening korban sebesar USD 20.000.
Agen Khusus FBI Rachel LaRocque mengatakan lembaga keuangan yang sah tidak akan meminta korban memindahkan uang ke tempat lain. Ia mengatakan konsumen harus bersikap skeptis, karena peretas semakin canggih.
“Mereka bahkan dapat memalsukan nomor telepon bank tersebut, sehingga nomor pada ID pemanggil atau ponsel Anda dapat menunjukkan bahwa itu adalah bank tersebut,” kata LaRocque. “Penipu tidak membeda-bedakan siapa pun. Mereka menginginkan uang dari siapa pun yang dapat mereka ambil.”
Meskipun serangan ini meminta korban untuk menyetujui transaksi dalam aplikasi perbankan, sang pelaku “mengarahkan korban untuk mengunduh aplikasi lain yang memungkinkan penipu mengakses komputer korban dari jarak jauh.
“Penipu meminta korban membuka rekening keuangan mereka untuk menentukan apakah ada tagihan yang tidak sah – sebuah taktik untuk memungkinkan penipu menentukan rekening keuangan mana yang paling menguntungkan untuk ditargetkan. Penipu memberi tahu korban bahwa mereka akan menerima panggilan dari departemen penipuan lembaga keuangan itu dengan instruksi lebih lanjut,” ujar Rachel dikutip dari Forbes.
FBI menekankan pentingnya kewaspadaan dan memberikan beberapa tips untuk menghindari menjadi korban:
- Jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya. Pastikan hanya mengunduh aplikasi dari toko aplikasi resmi seperti App Store, Google Play Store, atau Microsoft Store.
- Berhati-hati terhadap telepon atau pesan yang mencurigakan. Bank atau lembaga keuangan resmi tidak akan pernah meminta Anda untuk mengunduh aplikasi melalui telepon atau pesan teks.
- Verifikasi identitas penelepon. Jika Anda menerima telepon yang mencurigakan, segera tutup telepon dan hubungi langsung bank atau lembaga keuangan Anda melalui nomor telepon resmi yang tertera di situs web mereka.
- Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada semua akun penting Anda. 2FA memberikan lapisan keamanan tambahan dengan mengharuskan Anda memasukkan kode verifikasi selain kata sandi saat masuk.
(afr/afr)