Selasa, Oktober 22

Jakarta

Material yang dipanen dari asteroid dapat digunakan untuk menopang kehidupan astronaut selama melakukan misi luar angkasa jangka panjang.

Para peneliti dari Western University’s Institute for Earth and Space Exploration, telah mengidentifikasi cara untuk menghasilkan biomassa yang dapat dimakan, alias makanan, menggunakan mikroba dan senyawa organik yang ditemukan di asteroid.

Proses yang mereka usulkan membahas masalah tentang cara mengemas cukup makanan untuk misi mendatang ke wilayah terluar Tata Surya, bahkan lebih jauh lagi.


“Untuk menjelajahi Tata Surya secara mendalam, kita perlu mengurangi ketergantungan pada tali pengikat pasokan ke Bumi,” kata para peneliti dalam penelitian yang dipimpin oleh Eric Pilles dikutip dari Live Science.

Saat ini, kru di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bergantung pada misi pasokan dari Bumi, yang mahal dan rumit secara logistik. Bertani di luar angkasa, meskipun memungkinkan, juga rumit. Itulah sebabnya para peneliti menyarankan sumber makanan yang lebih lokal: batuan luar angkasa.

Solusi mereka memerlukan penggunaan panas tinggi untuk memecah senyawa organik yang ditemukan di asteroid di lingkungan bebas oksigen, proses ini dikenal sebagai pirolisis. Hidrokarbon yang dihasilkan kemudian dapat diberikan kepada mikroba yang akan mengonsumsi bahan organik dan menghasilkan biomassa yang bernilai gizi bagi manusia.

Para peneliti berfokus pada jenis asteroid tertentu yang disebut kondrit karbon, yang mengandung hingga 10,5% air dan sejumlah besar bahan organik. Ini termasuk asteroid seperti Bennu, yang dikunjungi misi OSIRIS-REx NASA pada 2018 untuk mengumpulkan sampel. Misi tersebut mengembalikan potongan-potongan batu angkasa itu ke Bumi pada September 2023 untuk penelitian ilmiah.

Namun, sebelum mengerjakan sampel asteroid yang sebenarnya, penelitian saat ini menghitung potensi hasil pangan yang dapat diproduksi menggunakan metode yang disarankan serta berapa banyak bahan asteroid yang dibutuhkan secara total untuk menghasilkan jumlah tersebut.

Singkatnya, para peneliti memperkirakan bahwa asteroid seperti Bennu dapat digunakan untuk menghasilkan sekitar 50 hingga 6.550 metrik ton biomassa yang dapat dimakan dengan kalori yang cukup untuk mendukung antara 600 hingga 17.000 tahun kehidupan astronaut. Minimum didasarkan pada hanya hidrokarbon alifatik yang diubah menjadi makanan, sedangkan maksimum mengharuskan semua bahan organik yang tidak larut digunakan.

Oleh karena itu, penambangan asteroid secara teoritis dapat merevolusi perjalanan luar angkasa jangka panjang dengan memungkinkan astronaut bergantung pada makanan yang bersumber secara lokal alih-alih harus meluncurkan stok pangan dalam jumlah besar dari Bumi.

Namun, penelitian lebih lanjut perlu melihat bagaimana asteroid akan ditambang dan diproses selama misi tersebut dan apakah makanan yang dihasilkan layak untuk dikonsumsi dan enak.

“Berdasarkan hasil ini, pendekatan penggunaan karbon dalam asteroid untuk menyediakan sumber makanan terdistribusi bagi manusia yang menjelajahi Tata Surya tampak menjanjikan, tetapi ada banyak bidang pekerjaan masa depan yang diperlukan,” menurut penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Astrobiology tersebut.

(rns/agt)

Membagikan
Exit mobile version