Sabtu, September 28

Jakarta

Penelitian terbaru yang dipimpin peneliti di Nanyang Technological University (NTU) mencatat adanya peningkatan jumlah partikel halus (PM2.5) di udara selama empat dekade terakhir. Hal ini dapat dikaitkan dengan kematian dini 135 juta orang di seluruh dunia.

PM2.5 merupakan polutan utama selama periode kabut asap lintas batas. Partikel tersebut berukuran sekitar 30 kali lebih kecil dari rata-rata helai rambut, yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika terhirup.

Studi tersebut juga memperkirakan bahwa Asia memiliki jumlah kematian dini tertinggi di dunia, yakni 98,1 juta, yang disebabkan polusi PM2.5 antara tahun 1980 dan 2020.


Dikutip dari Channel News Asia, peningkatan jumlah partikel halus ini disebabkan oleh emisi kendaraan, proses industri, serta sumber alami seperti kebakaran hutan dan badai debu.

Pada Senin (10/6/2024), NTU mengungkapkan bahwa penelitian itu juga menemukan fenomena cuaca tertentu, seperti El Nino, yang turut memperburuk dampak PM2.5 dengan meningkatkan konsentrasi partikel di udara.

Hal ini yang memicu lonjakan kasus kematian dini sebesar 14 persen.

Dalam studi tersebut, kematian dini mengacu pada kematian yang terjadi lebih awal dari perkiraan berdasarkan rata-rata harapan hidup. Hal ini disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah atau diobati, seperti penyakit atau faktor lingkungan.

“Kami melihat tren peningkatan yang jelas untuk berbagai jenis penyakit, termasuk asma, COPD (penyakit paru obstruktif kronik),” ungkap Associate Professor Steve Yim dari Asian School of Environment NTU dan Lee Kong Chian School of Medicine (LKCMedicine), yang memimpin studi.

Bahaya Partikel PM2.5

Partikel PM2.5 ini dapat menembus jauh ke dalam paru-paru manusia karena ukurannya yang sangat kecil. Ini memicu masalah kesehatan yang menyerang kelompok rentan, seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan penyakit pernapasan.

Jika terpapar polusi udara dalam waktu yang lama, bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, sampai paru-paru pada orang yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

Berdasarkan studi NTU, polusi PM2.5 ini telah menyebabkan kematian dini pada 49 juta orang di China. Di India, kasus kematian dini mencapai 26,1 juta.

Di Pakistan, Bangladesh, Indonesia, dan Jepang juga mencatat kasus kematian dini akibat polusi PM2.5 yang signifikan. Masing-masing mencatat antara 2-5 juta jiwa.

Simak Video “Warga Karachi Pakistan Alami Masalah Kesehatan Imbas Polusi Udara
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Membagikan
Exit mobile version