Jumat, Januari 24


Jakarta

Bekasi memiliki sejarah panjang yang semestinya tidak diabaikan begitu saja. Berikut kisah asal-usul nama Bekasi.

Kendati secara administratif masuk ke Provinsi Jawa Barat, jarak antara Bekasi dengan Bandung lebih jauh daripada dengan Jakarta. Bekasi – Bandung bertaut sekitar 140 kilometer sedangkan jarak Bekasi dengan Daerah Khusus Jakarta hanya sekitar 18 kilometer.

Wilayah itu adalah daerah urban dan masuk ke dalam kawasan megapolitan Jabodetabek atau Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Kini, wilayah ini dihuni oleh orang dengan berbagai latar belakang.


Bekasi adalah kota yang diduga telah ada sejak zaman Kerajaan Tarumanagara, kerajaan tertua di Jawa Barat yang menurut tinjauan para ahli, berdiri pada abad ke-5 hingga abad ke-7 M.

Namun, apakah dahulu namanya Bekasi? Simak asal-usul Bekasi di bawah ini yuk!

Disebut Dalam Prasasti Tugu

Traveler, Kerajaan Tarumanagara itu wilayah kekuasaannya sangat luas. Seluruh bagian barat Sungai Citarum, termasuk Sundakalapa atau Jakarta saat ini.

Tak aneh jika ditemukan prasasti yang berkaitan dengan eksistensi Tarumanagara di Jakarta. Seperti Prasasti Tugu yang ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara.

Prasasti Tugu berkisah tentang penggalian Sungai Chandrabaga, sungai yang melintasi Kota Bekasi kini, atau disebut juga sebagai Kali Bekasi.

Sungai Chandrabaga punya sumber air dari dua sungai di bagian selatan Kota Bekasi, yaitu sungai Cikeas dan sungai Cileungsi. Kedua sungai penyuplai air ini berada di wilayah Kabupaten Bogor yang juga masih wilayah kekuasaan Tarumanagara, dahulu. Nah, Sungai Chandrabaga melintasi Bekasi hingga mengalirkan air ke laut Utara Jawa.

Bagaimana Prasasti Tugu menceritakan penggalian sungai ini? Dikutip dari Toponimi Jawa Barat Berdasarkan Cerita Rakyat, karya Yayat Sudaryat, dkk. transkripsi sebagai berikut:

Pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata
khyatam Purimprapya chandrabagharnnavam
yayau, Pravardhamana – dravincad – vatsare
crigunaujasa Narendradhvayabhutena crimata
purnnvwrmmana parabhya Phalgune mase khata
krsna tasmitithau caitrasukla Trayosdsyam dibais
siddhaikavinsakaih a yata Satrasahasrena
dhanusam sasaterna cadvavinsena nadi ramya
gomati nirmalodaka pitamahasya rajasser
vvidarya sibiravanim brahmanair o-sahasrena
prayati krtdaksina,“.

Artinya:

Dahulu sungai Candrabaga digali oleh Rajadirajaguru yang berlengan kuat (besar kekuasaannya), setelah mencapai kota yang masyhur, mengalirlah ke laut. Dalam tahun ke-22 pemerintahannya yang makin sejahtera, panji segala raja, yang termasyhur Purnawarman, telah menggali saluran sungai Gomati yang indah, airnya jernih, mulai tanggal 20 bagian bulan gelap Palguna dan selesai tanggal 20 bagian bulan terang Caitra, selesai dalam waktu 20 hari. Panjangnya 6122 busur (kurang lebih 11 km) mengalir ke tengah-tengah kakeknya, Sang Rajaresi. Setelah selesai dihadiahkanlah 1000 ekor sapi kepada para brahmana).

Menjadi Nama Bekasi

Wilayah ini disebut Bekasi hingga saat ini dimungkinkan dari penerjemahan nama Sungai Chandrabhaga ke dalam bahasa Sunda. Chandra berarti bulan atau dalam bahasa Sunda juga disebut ‘Sasih’. Pelafalannya dibalik menjadi Bhagasasih.

Ilustrasi Sungai Cisadane, Bekasi, Jawa Barat. (detikcom/Pradita Utama)

Jurnal Patanjala Vol. 6 No. 3, September 2014 mengutip versi Poerbatjaraka, seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Menurut ahli itu, asal mula kata Bekasi, secara filosofis, berasal dari kata Chandrabhaga.

“Chandra berarti bulan (dalam bahasa Jawa Kuno, sama dengan kata Sasi) dan Bhaga berarti bagian. Jadi, secara etimologis kata Chandrabhaga berarti bagian dari bulan. Kata Chandrabhaga berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi. Kata Bhagasi ini dalam pelafalan bahasa Belanda seringkali ditulis Bacassie kemudian berubah menjadi Bekasi hingga kini,” tulis Jurnal itu.

Tapi menurut Kamus Basa Sunda Sundadigi, kata ‘Bhaga’ maupun ditulis ‘Baga’ yang merupakan serapan dari bahasa Sansekerta punya dua makna. Makna pertama adalah ‘rarangan awéwé’ atau kemaluan perempuan. Makna kedua adalah ‘bagia; bagja, bagéa’ yang berarti bahagia.

Jadi Kabupaten dan Kota

Jurnal Historia Madania Vol. 6 (1), 2022 menjelaskan bahwa dahulu kala di bawah Belanda, Bekasi adalah sebuah distrik.

“Di dalam Staatsblad (lembaran negara) 1925 No.383 tertanggal 14 Agustus 1925 dan mulai berlaku 1 Januari 1926 disebutkan bahwa Regentschap Meester Cornelis, terdiri atas empat distrik, yaitu Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi, dan Cikarang. Distrik Bekasi dibagi dalam tiga onderdistrik yang di dalamnya terdapat tanah tanah dan dibagi lagi dalam kesatuan administrasi terkecil yang disebut kampung,” tulis Jurnal itu.

Waktu itu, Wedana atau Kepala Distrik Bekasi adalah R. Kantasuminta. Lalu, ketika Jepang datang, pada tahun 1942-1945 terdapat perubahan-perubahan nama tempat berikut organisasi pemerintahannya.

“Salah satunya yakni perubahan nama Regentschap Meester Cornelis menjadi Jatinegara Ken,” tulis jurnal itu.

Bekasi juga berubah penyebutan menjadi Bekasi Gun. Bekasi Gun membawahi tiga Son (kecamatan).

“Berdasarkan maklumat di atas, dapat diketahui bahwa Bekasi gun terdiri atas tiga Son dan lima belas daerah adat (kampung). Bekasi Gun dipimpin oleh seorang Guntyo. Masa itu Gontyo dijabat oleh Rukadi. Son (kecamatan) dipimpin oleh orang Indonesia sampai bentuk yang terendah, yakni Ku,” tulis jurnal itu.

Di zaman Pemerintah RI, Bekasi adalah sebuah kabupaten. Di dalam Kabupaten itu, ada sebuah kecamatan bernama Kecamatan Bekasi.

Studi yang dipublikasi umj.ac.id menyebutkan tahun 1982, Kecamatan Bekasi dinaikkan statusnya menjadi Kota Administratif Bekasi. Kota Bekasi ini membawahi empat kecamatan, yaitu kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Timur, dan Bekasi Utara, serta meliputi 18 kelurahan dan 8 desa.

Lalu, pada tahun 1996 Kota Administratif Bekasi dinaikkan lagi statusnya menjadi Kotamadya dan sekarang dikenal dengan nama Kota Bekasi. Maka kini, Bekasi adalah nama dua pemerintahan daerah yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.

——

Artikel ini telah tayang di detikJabar.

(upd/upd)

Membagikan
Exit mobile version