Jumat, September 27


Jakarta

Piala Dunia 2026 akan berlangsung di tiga negara, yakni Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Sebagai tuan rumah, AS dinilai belum siap karena antrean visa.

Penilaian itu disampaikan CEO Asosiasi Travel Geoff Freeman di American Express Centurion Club di New York Senin (16/9/2024). Apalagi, AS bukan hanya menyambut Piala Dunia 2026, namun juga bakal menjadi tuan rumah ajang olahraga akbar lain, Olimpiade Musim Panas 2028 di Los Angeles dan Piala Dunia Rugby 2031.

Melansir Travel Weekly, Kamis (26/9), rupanya penumpukan visa telah lama menjadi kendala bagi perjalanan ke AS. Pada bulan Agustus, kelompok bipartisan senator AS bahkan mengirimkan surat kepada Presiden Joe Biden yang mendesak pemerintah untuk membuat gugus tugas tentang acara olahraga global.


Surat tersebut mengatakan bahwa Piala Dunia 2026 akan menjadi acara olahraga terbesar dalam sejarah AS dan diprediksi menarik lebih dari 5 juta turis internasional. Diprediksi turis juga akan menghasilkan USD 5 miliar (sekitar Rp 75,4 triliun) dalam kegiatan ekonomi.

Kemudian, Olimpiade 2028 juga diprediksi akan menggaet jumlah turis dan perputaran ekonomi yang sama.

“Untuk memastikan keberhasilan acara-acara ini, persiapan harus dilakukan untuk memfasilitasi perjalanan yang lancar dan aman ke Amerika Serikat bagi para tamu internasional kami,” tulis para senator.

“Salah satu tantangan yang harus menjadi prioritas utama dan segera adalah mempersingkat waktu tunggu wawancara untuk visa pengunjung,” sambung para senator.

Waktu tunggu wawancara visa masih sangat tinggi di banyak negara. Menurut surat tersebut, pada bulan Juni bahkan waktu tunggunya bisa mencapai hampir 300 hari di negara-negara yang tidak memiliki program bebas visa.

Para senator menyarankan waktu kurang dari 31 hari untuk 80 persen pemohon pada akhir tahun 2025.

Di sisi lain, Freeman mengatakan bahwa masalah tak hanya menyangkut visa, tetapi juga pengalaman negatif yang dialami pengunjung internasional yang datang ke AS.

“Terlalu sering orang mengalami kisah-kisah horor, terutama di JFK New York, di mana Anda akan mengalami antrean selama dua atau tiga jam hanya untuk melewati pabean,” katanya.

“Bayangkan sambutan yang diterima oleh para pelancong yang menghabiskan waktu 14 jam untuk sampai ke sini. Dan bayangkan apa yang mereka ceritakan kepada keluarga dan teman-teman mereka tentang pengalaman tersebut. tidak ada yang lebih dapat diprediksi,” tambahnya.

“Kita harus menggelar tikar selamat datang. Dan saya pikir ada sebuah pertanyaan di luar sana: ‘Apakah kami diterima di AS? Apakah AS menginginkan bisnis kami? Itu adalah sesuatu yang harus kami tangani, dan kami harus menjelaskan bahwa kami ingin para pelancong ini datang,” sambungnya.

Tak hanya itu, kota yang menjadi tuan rumah juga memiliki kekhawatiran yang sama namun juga optimisme. Los Angeles yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia dan Olimpiade melalui CEO Los Angeles Tourism & Convention Board, Adam Burke, mengatakan bahwa sangat penting bagi AS mempersiapkan diri dalam memberikan pengalaman yang mulus untuk pengunjung.

Hal itu disebut telah menjadi fokus utama dari Dewan Penasihat Perjalanan & Pariwisata AS. Tak hanya LA, Seattle yang juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia juga memiliki kekhawatiran yang sama.

“Tantangan yang dihadapi pengunjung internasional dalam mendapatkan visa pariwisata sejak dimulainya pandemi ada di puncak pikiran kami,” ujar Direktur senior pengembangan pariwisata di Visit Seattle, Liz Johnson.

“Namun, percakapan baru-baru ini dengan staf dan pimpinan di Biro Urusan Konsuler telah meredakan banyak kekhawatiran tersebut,” tambahnya.

Ia menambahkan bahwa Seattle telah lama menjadi pintu gerbang bagi pengunjung yang datang dari negara-negara Asia seperti Cina dan India.

(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version