Senin, Maret 31


Jakarta

Arus mudik Lebaran 2025 yang sudah dimulai ini membuka kesempatan meraup cuan bagi warga Kelurahan Gilimanuk, Bali.

Mereka menjadi pedagang kaki lima musiman hingga menyewakan toilet kepada para pemudik. Fenomena itu salah satunya terlihat di gang Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk.

Terlihat sejumlah pedagang kaki lima dadakan dan pedagang asongan muncul saat musim arus mudik. Tiga jalan atau gang yang digunakan sebagai jalur alternatif untuk mengurai kepadatan menuju Pelabuhan Gilimanuk dipenuhi oleh mereka.


Selain berjualan, warga lokal yang jalannya digunakan sebagai jalur alternatif juga menyewakan toilet kepada para pemudik yang melintas.

Salah satu pedagang kaki lima musiman di gang II Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Ni Nengah Semiarti, mengatakan mulai berjualan sejak diberlakukan pos pengamanan dan pelayanan di Terminal Kargo Gilimanuk.

“Mulai ramai antrean terjadi sejak tiga hari lalu, jadi saya jualan di depan rumah ketika terjadi antrean saja. Tetapi, kalau toilet 24 jam kami sediakan untuk pemudik. Karena banyak yang kebingungan mencari toilet,” ungkap Semiartidikutip dari detikBali, Rabu (26/3/2025).

Semiarti menjual makanan ringan dan minuman seperti mi instan, kopi, aneka es, dan berbagai camilan lain kepada para pemudik yang menuju Pulau Jawa. Makanan ringan, Semiarti menilai, adalah yang paling pas untuk dijual saat arus mudik. Sebab, kemacetan tidak dapat diprediksi.

“Sekarang ini banyak yang menyewakan toilet, tarifnya juga seikhlasnya. Namun, rata-rata mereka membayar Rp 2 ribu saja untuk biaya air dan kebersihan, sekalian bantu pemudik yang kebingungan cari toilet. Kalau sehari berjualan dan toilet itu sekitar Rp 500 ribu,” imbuh Semiarti.

Pedagang lain, Karyani, mengatakan hal serupa. Ia berjualan makanan ringan untuk pemudik setiap arus mudik di Kelurahan Gilimanuk. “Ini memang menjadi momen warga Gilimanuk, terutama yang dilewati oleh pemudik, untuk mencari rezeki,” jelasnya.

Salah satu pemudik tujuan Jakarta, Siti, mengaku sangat terbantu dengan adanya toilet di sepanjang jalan macet di wilayah Gilimanuk.
“Saya berangkat dari Denpasar pukul 01.00 WITA dan sampai sekarang (12.25 WITA) masih belum masuk pelabuhan, jadi memang susah cari toilet,” katanya singkat.

—–

Artikel ini telah tayang di detikBali.

(upd/upd)

Membagikan
Exit mobile version