Minggu, Oktober 6

Jakarta

Para arkeolog menemukan relik keagamaan penting yang dihiasi motif-motif Kristen yang tersembunyi di dalam kuil marmer gereja kuno yang digali di Austria.

Kotak gading berusia 1.500 tahun itu menggambarkan adegan Musa menerima 10 Perintah Allah di Gunung Sinai seperti yang dijelaskan dalam kitab Perjanjian Lama, bersama dengan gambaran orang-orang kudus dan kenaikan Kristus.

Kotak berbentuk bundar ini dianggap sebagai penemuan penting oleh para arkeolog karena benda-benda suci agama Kristen masa awal sangat langka, agama ini berusia sekitar 2.000 tahun.


Para peneliti mencatat bahwa hanya 40 penemuan semacam itu yang telah terjadi di seluruh dunia, dan yang terakhir ditemukan selama penggalian sekitar 100 tahun yang lalu.

“Kami tahu bahwa ini hanya terjadi sekali dalam kehidupan seorang arkeolog sebagai ilmuwan,” kata Gerald Grabherr, arkeolog utama penelitian ini, dikutip dari Daily Mail.

Kaisar Romawi Konstantinus Agung berpindah agama menjadi penganut Kristen dan mengeluarkan Dekrit Milan pada tahun 313 M yang melegalkan agama tersebut dan mempromosikan toleransi terhadap fait.

Kemudian pada tahun 380 M, kaisar Theodosius mengeluarkan Dekrit Tesalonika, yang menjadikan agama Kristen sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi.

Foto: University of Innsbruck

Penemuan ini dilakukan oleh peneliti dari University of Innsbruck, yang sedang menggali gereja Kristen awal yang pernah berdiri di atas Burgbichl di Irschen, Austria Selatan.

Wilayah ini pernah dimiliki oleh Kekaisaran Romawi dan gereja tersebut kemungkinan merupakan tempat perlindungan kaum pagan sebelum adanya hukum kaisar lebih dari 1.600 tahun yang lalu.

Tim menemukan batu segel di cekungan seperti lubang tempat sebuah altar pernah berdiri dan setelah memindahkannya, mereka mengeluarkan kotak marmer putih.

Artefak tersebut ditemukan dalam keadaan pecah berkeping-keping, tetapi pernah membentuk lingkaran murni yang dibentuk dengan logam sebagai ‘lem’ dan kayu digunakan sebagai pengait.

Objek itu merupakan bagian paling suci dari gereja dan seharusnya diambil sebelum ditinggalkan. Hal ini membuat para ahli mempertanyakan mengapa objek itu tetap berada di antara reruntuhan.

Foto: University of Innsbruck

Karakter-karakter yang ditampilkan di sekeliling kotak itu semuanya adalah pria berjanggut dan berjubah panjang yang menggambarkan adegan-adegan dalam Perjanjian Lama dan Baru.

Sementara para arkeolog berhipotesis bahwa Musa dan Kristus ditampilkan pada kotak tersebut, mereka mengakui penafsirannya tidak diketahui sepenuhnya.

Untuk Musa, tim berspekulasi bahwa penggambaran itu bisa jadi saat dia menerima hukum dari Tuhan atau memukul tongkatnya ke dalam air untuk membelah Laut Merah karena figur tersebut ditempatkan di kaki gunung.

Adegan lain mungkin merupakan gambaran Yesus yang bangkit dari ruang pemakaman setelah penyaliban.

“Kepala mengarah ke arah yang berbeda dan dengan representasi ini, kita dapat menangkap bahwa Tuhan yang menyerahkan hukum kepada Musa,” kata Dr. Barbara Kainrath yang terlibat dalam penelitian ini.

Foto: University of Innsbruck

Adegan kedua yang dapat kita bahas dengan baik adalah sosok yang ditarik ke atas lagi oleh sebuah tangan yang mencuat dari awan, yang merupakan tangan Tuhan.

“Dan di sini kita sedang berhadapan dengan sebuah kenaikan. Selain tangan Tuhan, sekelompok kuda juga diperlihatkan di sini. Anda masih dapat melihat dua ekor kuda dan sebuah roda dari kereta,” ujarnya lagi.

Alkitab memuat beberapa bagian dengan dua kuda, termasuk Wahyu 19:11 yang berbunyi: “melihat surga terbuka dan di hadapanku ada seekor kuda putih, dan yang menungganginya bernama ‘Yang Setia dan Yang Benar.’

Kitab Keluaran juga membahas tentang orang Mesir yang menunggangi kuda dan kereta perang saat mengejar Musa dan orang Israel. Namun, tim mencatat bahwa kenaikan Elia ke surga juga merupakan suatu kemungkinan.

Kitab Raja-Raja Kedua berbunyi: “Ketika mereka terus berjalan dan berbicara, sebuah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, dan Elia naik dalam angin puyuh ke surga.”

Foto: University of Innsbruck

Elia adalah seorang nabi yang dikenal dalam Alkitab sebagai penyelamat agama Yahweh dari kerusakan akibat penyembahan Baal, dewa palsu yang disembah pada waktu yang sama di Yerusalem.

Tim mencatat bahwa meskipun kotak itu ditemukan di Austria Selatan, kecil kemungkinan kotak itu dibuat di sana karena kurangnya bahan yang dibutuhkan di wilayah tersebut.

“Jadi, kotak atau piala gading itu tentu saja merupakan produk yang tidak dibuat di Irschen,” kata peneliti.

“Karena kualitas pengerjaan dan seni perajinnya, orang dapat yakin bahwa mereka berlokasi di pusat kota besar, perajin itu atau para perajin itu. Jadi kami berasumsi daerah antara Alexandria, Ravenna atau, yang paling dekat Aquileia,” tambahnya.

Kotak itu ditemukan dalam beberapa bagian, menunjukkan kotak itu mungkin telah pecah sebelum ditempatkan di kotak marmer besar yang ditemukan di bawah kuil gereja kuno.

“Tidak diketahui apaakah benda itu sudah dalam keadaan hancur, pecah di dalam kubus marmer, atau ada orang yang merusaknya,” kata Dr. Ulrike Tochterle.

“Diduga ada yang mencoba memindahkan relik tersebut. Terlihat jelas ada beberapa bagian yang hilang, misalnya dari perlengkapannya, juga bagian relief di dinding luar,” ujarnya.

Gereja itu panjangnya sekitar 18 meter dan memiliki ambang marmer di pintu masuknya. Di sebelah selatan dan barat terdapat pemakaman. Tim menemukan sisa-sisa orang yang pernah tinggal di wilayah tersebut yang mereka yakini sebagai kalangan dari kelas sosial atas.

Sisa-sisa jasad tiga orang dewasa, seorang remaja, dan empat anak-anak dapat ditemukan dan diteliti lebih lanjut di Museum Sejarah Alam di Wina.

Namun, para peneliti mencatat bahwa orang-orang tersebut tidak meninggal pada saat yang sama dan dikuburkan satu demi satu. Mereka meyakini 200 hingga 300 orang tinggal di daerah tersebut pada akhir zaman kuno antara abad ke-3 dan ke-7 Masehi.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version