Rabu, Februari 5

Jakarta

WiFi kini banyak digunakan di rumah, kantor, maupun sekolah. Dengan menautkan perangkat ke jaringan WiFi dan memasukkan kata sandi, pengguna sudah bisa mulai berselancar di internet.

Pengguna dapat mengakses media sosial, kanal berita, hingga mencari berbagai informasi di situs web melalui mesin pencari setelah terhubung ke WiFi. Namun ada hal yang sering dipertanyakan, apakah provider atau pemilik WiFi bisa mengetahui riwayat pencarian pengguna yang terkoneksi ke jaringan nirkabelnya itu?

Bisakah Pemilik WiFi Melihat Histori Pencarian Pengguna?

Dilansir Proton VPN, siapa pun yang mempunyai akses langsung ke router, biasanya pemilik WiFi (bisa juga hacker), dapat melihat riwayat browsing pengguna saat terhubung ke jaringan tersebut.


Selain browsing history, mereka bisa mengetahui berapa lama pengguna mengunjungi suatu website, kapan waktu persis mengakses website tersebut, total waktu online, serta alamat perangkat.

Namun dengan diterapkannya pengaman HTTPS pada mesin pencari seperti Google, Bing, dan DuckDuckGo, pemilik atau provider WiFi hanya dapat melihat nama domain situs web yang dikunjungi dan bukan kueri penelusuran yang dicari.

Begitu juga jika pengguna terhubung ke jaringan WiFi kantor atau sekolah. Admin WiFi akan tahu riwayat penelusuran karena umumnya mereka memasang filter aktif yang akan mengidentifikasi pengguna saat coba mengakses situs serta konten ilegal.

Apabila terkoneksi ke WiFi publik, mereka dapat pula melihat histori penjelajahan pengguna. Bahkan mereka menjual datanya ke perusahaan periklanan dan analitik guna menargetkan pengguna dengan iklan yang dipersonalisasi.

Orang tua juga mungkin tahu situs apa dikunjungi pengguna saat perangkatnya terhubung ke WiFi rumah. Karena sekarang sudah umum router yang dipasangkan fitur kontrol orang tua sehingga riwayat browsing anak-anak mereka terpantau dan akses ke konten yang tidak pantas dapat diblokir.

Bagaimana Cara agar Pemilik WiFi Tidak Bisa Melihat Histori Pencarian Pengguna?

Cara supaya pemilik WiFi tidak dapat mengetahui browsing history pengguna adalah dengan memakai virtual private network (VPN). VPN mengenkripsi seluruh data, termasuk kueri DNS, antara perangkat dan server VPN yang dijalankan oleh penyedia layanan.

VPN juga mengenkripsi koneksi internet pengguna dan mengarahkannya melalui server aman, menyembunyikan alamat IP, hingga mempersulit orang lain mengintip aktivitas internet.

Hal tersebut mencegah pemilik WiFi, penyedia layanan WiFi (ISP), hingga hacker dan siapa pun mengakses data (tanpa dilindungi HTTPS) atau riwayat browsing pengguna.

Mengutip NordVPN, pengguna juga dapat memanfaatkan peramban dengan mode samaran (incognito) untuk privasi yang lebih baik. Dalam mode tersebut, browser tidak akan menyimpan riwayat penelusuran, cookie, dan data situs lokal. Hapus riwayat penelusuran, cookie, dan cache secara berkala apabila masih menggunakan peramban biasa.

(azn/row)

Membagikan
Exit mobile version