Senin, Desember 16

Jakarta

Aluminium foil kerap dijadikan lapisan wadah atau penutup makanan sebelum dimasak. Menggunakannya bisa bikin hasil masakan berbeda, tetapi apakah aman untuk kesehatan?

Aluminium foil merupakan lembaran logam dengan ketebalan mulai dari 0,2 mm yang biasa digunakan untuk memasak dan menyimpan makanan.

Dalam hal masak, aluminium foil biasanya dipakai untuk membungkus makanan yang akan dipanggang atau dibakar. Sering juga dipakai sebagai lapisan loyang untuk kue yang akan dipanggang. Penggunaan aluminium foil ini diyakini mampu menjaga kelembaban bahan makanan selama proses memasak.


Sedangkan jika digunakan untuk menyimpan makanan, lembaran logam ini bisa menghalangi masuknya oksigen, cahaya, bau, dan kuman ke dalam makanan. Membuat kualitas makanan terjaga lebih lama.

Bahkan, aluminium foil juga berfungsi sebagai insulator yang menjaga suhu makanan agar tetap panas atau dingin.

Meskipun begitu, baru-baru ini rumor yang beredar menyebut bahwa memasak dengan aluminium foil bisa menimbulkan risiko. Pasalnya, tubuh bisa menyerap aluminium yang meresap ke dalam makanan saat dimasak.

Namun, apakah benar aluminium ini berisiko bahaya? Berikut penjelasannya seperti dilansir dari huffpost.com (05/11/2024).

1. Tingkat keamanan aluminium untuk masak

Secara umum, aluminium sebenarnya aman digunakan, asalkan digunakan pada suhu oven yang dianjurkan. Foto: Sora News 24

Darin Detwiler, ketua Program Keamanan Pangan Asosiasi Kesehatan Lingkungan Nasional di universitas Northeastern menyebut bahwa aluminium foil pada umumnya aman untuk digunakan dalam memasak pada suhu oven biasa.

Mesk demikian, aspek lainnya juga perlu dipertimbangkan.

Dalam salah satu penelitian yang disebut situs HuffPost, memasak makanan asam atau asin pada suhu tinggi bisa membuat aluminium larut ke dalam makanan.

David juga menjelaskan bahwa biasanya aluminium yang masuk ke dalam makanan berjumlah kecil. Namun, jika sering mengonsumsi makanan tersebut, asupan ini bisa berpotensi membahayakan kesehatan.

Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat mencatat bahwa aluminium dapat digunakan hingga suhu 204 derajat Celcius.

Untuk meminimalkan perpindahan aluminium ke masakan, ilmuwan pangan bernama Jessica Gavin menyarankan untuk menghindari masak atau menyimpan makanan asam atau asin dalam aluminium foil dalam jangka waktu lama. Sebab, hal ini bisa menimbulkan logam pada masakan dan lobang pada aluminium foil.

2. Kebanyakan orang konsumsi sedikit aluminium

Umumnya orang-orang mengonsumsi aluminium dalam jumlah sedikit. Foto: Getty Images/iStockphoto/IngaNielsen

Penting untuk dipahami bahwa setiap orang biasanya hanya mengonsumsi sedikit aluminium setiap hari.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, rata-rata orang di negara tersebut hanya mengonsumsi antara 7 hingga 9 miligram aluminium setiap hari melalui makanan mereka.

Meskipun demikian, aluminium ini tidak akan keluar tubuh dengan cepat melalui feses dan urin.

Selain dari makanan, aluminium ini sebenarnya juga bisa berasal dari produk-produk, seperti kosmetik, obat-obatan, dan antiperspirant. Menghirup partikel tersuspensi di udara atau dari air minum.

Meskipun penggunaan sesekali memiliki risiko minimal, konsumsi jumlah tinggi telah dikaitkan dengan masalah kesehatan, terutama bagi mereka yang punya masalah ginjal.

Menurut ahli Sims, biasnya aluminium yang dipakai dalam oven dengan suhu di bawah 204 derajat Celcius masih aman. Namun, ketika dimasak dalam jangka waktu lama pada suhu sangat tinggi, migrasi aluminium ini berpotensi meningkat. Hal ini pun tidak disarankan oleh FDA.

Alternatif lain dari aluminium dapat dibaca pada halaman selanjutnya!

Simak Video “Tips Bikin Garang Asem Bersama Veronica Tan dan Chef Eddrian
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version