Jumat, Desember 27


Jakarta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal pemberian insentif terhadap mobil hybrid. Menurut Jokowi, sedang dibahas oleh pemerintah, khususnya oleh Kementerian Perindustrian dan Kemenko Perekonomian.

“Masih dibicarakan dengan Menteri ekonomi dan Menteri Perindustrian,” katanya usai meninjau Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Bulan lalu, dikutip dari detikoto, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, aturan terkait insentif mobil hybrid mulai dirumuskan pemerintah. Namun, dia belum bisa memastikan, kapan aturan tersebut mulai diterbitkan.


“Insentif untuk mobil hybrid sudah mulai kita bicarakan dalam internal pemerintah. Jadi tunggu tanggal mainnya,” ujar Agus Gumiwang saat ditemui awak media di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (8/3).

Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah tengah menyiapkan aturan terkait insentif mobil hybrid. Dia menjelaskan, insentif tersebut berupa pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP).

Usai meninjau Periklindo Electric Vehicle Show, Jokowi membeberkan potensi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Untuk kapasitas produksi motor listrik misalnya, yang sudah menyentuh 1,6 juta per tahun namun baru berproduksi sebesar 100 ribu.

“Kendaraan listrik, sepeda motor listrik, itu kita punya kapasitas 1,6 juta per tahun. Sekarang yang baru berproduksi di sini kurang lebih 100 ribu. Artinya masih ada peluang yang sangat besar sekali,” imbuhnya.

Jokowi mengatakan, industri baterai kendaraan listrik di Indonesia mulai berproduksi bulan depan. Sehingga pemerintah berharap ekosistem kendaraan listrik segera terbangun di dalam negeri.

“Kemudian yang kedua, nanti bulan depan itu yang namanya pabrik industri baterai itu sudah mulai berproduksi. Sehingga kita harapkan ini ekosistem segera terbangun segera terbentuk,” tuturnya.

Ia lalu merinci jumlah pabrikan motor listrik hingga bus listrik di Indonesia. Menurutnya ada 59 pabrikan produsen motor listrik, lalu mobil listrik sebanyak lima, serta satu pabrikan bus listrik dan truk listrik.

Jokowi menekankan pentingnya membangun ekosistem kendaraan listrik serta menghindari potensi hambatan. Ia menjelaskan, dalam membangun industri ini perlu dilakukan secara jangka panjang dan tidak bisa instan.

(ily/rrd)

Membagikan
Exit mobile version