Jakarta –
Mobil-mobil Ford yang dijual di Indonesia saat ini masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari Thailand. Kapan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut mulai membangun pabrik di Tanah Air?
RMA Indonesia selaku agen pemegang merek (APM) Ford di Tanah Air mengatakan, membangun pabrik harus mempertimbangkan banyak faktor. Kini, mereka masih mempelajari berbagai kemungkinan.
“RMA Indonesia dan Ford berkomitmen untuk terus bertumbuh sesuai dengan perkembangan industri otomotif dan kami akan selalu mencari solusi terhadap apapun yang menjadi opportunity kami di Indonesia,” ujar Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto di Cilandak, Jakarta Selatan.
Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
|
Sayangnya, saat ditanya kapan tahun pastinya, Toto belum mau bicara. Dia masih menutup seluruh informasinya rapat-rapat.
“Untuk saat ini, (rencana pembangunan pabrik Ford di Indonesia) belum bisa disampaikan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah meminta Ford membangun pabrik perakitan di Tanah Air. Bahkan, permintaan itu sudah disampaikan ketika pabrikan tersebut baru mengumumkan comeback dua-tiga tahun lalu.
“Mereka datang lagi ke sini, kami tanya, rencananya bagaimana? Mau bikin pabrik atau enggak? Kalau enggak bikin pabrik, ya percuma, nanti kalau volume (permintaan)-nya naik yang kelabakan mereka,” kata Sekretariat Umum Gaikindo, Kukuh Kumara pada November 2024, dikutip dari laman resmi Gaikindo.
Kukuh menegaskan, pemerintah akan membatasi kuota impor setiap merek mobil, termasuk Ford. Sebab, saat ini Indonesia sudah swasembada otomotif.
“Itu nanti (impornya) kan terbatas, kuotanya bisa dibatasi oleh pemerintah. Karena kan kita swasembada, apa spesifiknya harus mendatangkan dari luar?” ungkapnya.
|
Kemungkinan Ford berinvestasi di Indonesia sebenarnya sudah digaungkan sejak Juli 2024. Ketika itu, Menteri BUMN, Erick Thohir bicara mengenai Indonesia sebagai pemain nikel terbesar di dunia dan terdepan dalam investasi baterai kendaraan listrik.
“Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem EV battery kita saya rasa salah satu terdepan. Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen dan Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” kata Erick.
(sfn/din)