Sabtu, November 2

Jakarta

Ketika mengalami PCOS (Polycystic ovary syndrome) biasanya terdapat banyak kista kecil (kantung berisi cairan) yang berkembang di sepanjang tepi luar ovarium. Kista ini mengandung sel telur yang belum matang (Folikel). Folikel gagal melepas sel telur secara teratur.

Menurut WHO, PCOS menjadi salah satu gangguan hormonal yang paling umum menyerang wanita usia reproduksi. Biasanya kondisi dimulai pada masa remaja, tapi gejalanya bisa berfluktuasi seiring berjalannya waktu. PCOS mempengaruhi 8-13 wanita usia reproduksi dan sebanyak 70% kasus tidak terdiagnosis.

Apa Itu PCOS?

PCOS adalah kondisi di mana ovarium menghasilkan androgen dalam jumlah tidak normal. Tingginya androgen akan mengganggu ovulasi, artinya sel telur tidak berkembang secara teratur dan tidak dilepaskan dari folikel tempat sel telur berkembang.


Mengutip Hopkins Medicine, ovulasi terjadi saat sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium. Hal ini terjadi agar dapat dibuahi oleh sel sperma pria. Jika sel telur tidak dibuahi, maka sel telur akan dikeluarkan dari tubuh selama menstruasi.

Dalam beberapa kasus, seorang wanita tidak menghasilkan cukup hormon yang dibutuhkan untuk berovulasi. Saat ovulasi tidak terjadi, ovarium bisa mengembangkan banyak kisa kecil. Kista inilah yang menghasilkan hormon androgen.

Gejala PCOS

Gejala PCOS biasanya terlihat pada akhir usia remaja atau awal 20 tahuna. Mengutip NHS dan Hopkins Medicine, beberapa tanda-tandanya yaitu:

  • Menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali
  • Sulit hamil akibat ovulasi yang tidak teratur atau tidak adanya ovulasi
  • Pertumbuhan rambut berlebihan, biasanya di wajah, dada, punggung, atau bokong
  • Penambahan berat badan
  • Penipisan rambut
  • Kulit berminyak atau berjerawat
  • Bercak kulit berwarna gelap atau tebal di bagian belakang leher, ketiak dan di bawah payudara.

Penyebab PCOS

Penyebab PCOS belum diketahui, Namun, faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya:

1. Keturunan

Mengutip Mayo Clinic, penelitian menunjukkan bahwa gen tertentu mungkin berkaitan dengan PCOS. Riwayat keluarga PCOS mungkin berperan dalam mengembangkan kondisi ini.

2. Resistensi Insulin

Banyak wanita penderita PCOS mengalami resistensi insulin, di mana tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan baik. Kadar insulin yang menumpuk di dalam tubuh bisa menyebabkan androgen lebih tinggi.

Obesitas menjadi penyebab utama resistensi insulin. Menurut Healthline, obesitas dan resistensi insulin bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Adakah Cara Mengobati PCOS?

Tidak ada obat untuk PCOS, tapi sejumlah perawatan bisa dilakukan untuk mengatasi gejalanya. Berikut di antaranya:

1. Perubahan Pola Makan dan Aktivitas

Pola makan yang sehat dan lebih banyak aktivitas fisik bisa membantu menurunkan berat badan dan mengurangi gejala yang dirasakan. Hal ini juga bisa membantu tubuh menggunakan insulin lebih efisien, menurunkan kadar glukosa darah, dan dapat membantu tubuh berovulasi.

2. Obat-obatan yang Menyebabkan Ovulasi

Obat-obatan bisa membantu ovarium melepaskan sel telur secara normal. Namun. ada risiko tertentu yang bisa ditimbulkan.

Obat-obatan ini dapat memungkinkan kelahiran kembar dan hiperstimulasi ovarium, di mana ovarium melepaskan terlalu banyak hormon. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung dan nyeri panggul

3. Pil KB

Jika penderita PCOS tidak berencana untuk hamil, konsumsi pil KB. Pil ini membantu mengontrol siklus menstruasi, menurunkan kadar androgen, dan mengurangi jerawat.

Itulah penjelasan mengenai PCOS, mulai dari pengertian, gejala, penyebab, dan cara mengobatinya. Jika gejala yang disebutkan Anda alami, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan tindakan yang tepat.

Simak Video “Faktor Penyebab Sindrom Polikistik Ovarium
[Gambas:Video 20detik]
(elk/row)

Membagikan
Exit mobile version