Jakarta –
Kata ‘organik’ menjadi label yang paling laris di supermarket maupun restoran. Tetapi benarkah makanan organik lebih sehat? Ini penjelasan ahli.
Akhir-akhir ini minat akan gaya hidup sehat kian hari kian meningkat. Berbagai tips diet hingga makanan organik yang dipercaya lebih sehat semakin laris di pasaran.
Kesadaran orang-orang atas pentingnya tubuh yang sehat membuat berbagai makanan utuh atau whole foods mendapat perhatian di pasaran. Tetapi kerap kali pemujaan berlebihan terhadap makanan organik dilakukan oleh para pelaku diet sehat.
Apakah makanan organik adalah makanan yang benar-benar sehat? Lantas bagaimana dengan produk makanan lainnya yang tak melabeli dirinya sebagai produk organik? Begini penjelasannya.
Baca juga: Gegara Es Krim Terlalu Beku, Maskapai Ini Dituntut Penumpang
Makanan organik tengah diagungkan oleh pelaku hidup sehat. Foto: Getty Images/marrakeshh
|
Melansir BBC Goodfood (13/11/23) berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak produk organik yang masih terpapar bahan kimia, seperti pestisida. Tetapi produk organik juga diakui memiliki kandungan mikronutrien yang lebih banyak seperti vitamin C, zat besi, magnesium dan fosfor, hingga manfaatnya dalam mencegah anthocyanin.
Produk bahan makanan organik diakui memiliki banyak manfaat kesehatan. Tetapi produk tersebut tidak bisa dibilang satu-satunya atau lebih sehat dibandingkan produk non berlabel organik.
Merujuk pada perspektif kesehatan, beberapa orang percaya bahwa konsumsi produk organik dapat meminimalisir risiko alergi dan obesitas. Padahal belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa produk organik bermanfaat seperti yang banyak dipercaya.
Alergi dan obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Termasuk gaya hidup, ketahanan imunitas, hingga kondisi kulit atau penyakit bawaan seperti dermatitis.
|
Dibenarkan bahwa ada beberapa produk organik yang memang mengandung nutrisi lebih banyak dan lebih menyehatkan. Misalnya pada daging dan susu yang lebih padat nutrisi hingga kandungan asam lemak omega 3nya.
Jika menilik dari segi ekonomi, produk organik tentu jauh lebih mahal sehingga butuh pengaturan biaya yang lebih bijak menyesuaikan dengan pendapatan. Buah dan sayuran menjadi bahan yang cocok jika hendak mencoba produk organik.
Terutama pada beberapa buah dan sayur yang disebut sebagai asupan makanan dengan ranking terbawah. Alasannya banyak makanan-makanan yang ada di daftar ini dijual dalam kondisi kotor dengan kontaminasi pestisida yang tinggi.
1. Strawberry
2. Bayam
3. Buah persik
4. Pir
5. Apel
6. Anggur
7. Cabai
8. Tomat, dll
Sementara ada juga bahan makanan yang dinobatkan sebagai produk yang bersih. Sehingga tidak terlalu penting urgensinya untuk dikonsumsi dengan label organik.
1. Alpukat
2. Jagung manis
3. Nanas
4. Bawang bombay
5. Pepaya
6. Kiwi
7. Kol, dll
(dfl/odi)