Jakarta –
Dalam Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember lalu, tokoh wastra Indonesia Anna Mariana bicara peran seorang ibu. Dikatakan Ketua Umum Komunitas Indonesia International Fashion Art & UKM (KADIIFA), hal ini jadi momen pengingat.
Pengingat akan sosok ibu dalam pembentukan karakter bagi generasi Indonesia yang kuat dan mandiri. Pengorbanan para ibu pun tak boleh dianggap remeh.
“Momen ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai cinta, kasih sayang, dan pengorbanan Ibu yang tanpa batas. Selain itu, Hari Ibu juga menjadi refleksi tentang pentingnya memberdayakan perempuan, baik ibu atau individu lain yang berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya.
Dari kacamata fashion, peran ibu juga dikatakan Anna berpengaruh besar bagi tren wastra dari banyak karya desainer perempuan masa kini. Ibu disebut ialah panutan yang serta-merta membawa pengaruh tren busana yang tak hanya nyaman, tapi juga elegan.
“Banyak desainer perempuan yang juga seorang ibu dapat membawa perspektif unik dalam menciptakan koleksi inklusif dan relevan,” tuturnya.
Oleh karena itu, Anna juga menyoroti kontribusi perempuan sebagai pengrajin wastra. Mereka disebut telah membantu perekonomian di Indonesia.
“Produk tekstil tradisional, produk fashion berbasis tenun tradisional kita, mampu memberikan kontribusi devisa besar bagi Indonesia,” ujarnya.
Tak usainya bicara soal pelestarian, Anna berharap agar warisan budaya wastra terus wangi di Tanah Pertiwi. Hal ini termasuk pula dengan industri fashion kekinian yang diharapkannya terus mengeksplorasi tenun dan songket tradisional.
“Teruslah mencintai produk wastra tenun-tenun dan songket tradisional budaya Indonesia. Terus berlomba mengembangkan karya terbaik menggunakan tenun dan songket khas nusantara,” pungkasnya.
(mau/pig)