Jumat, November 1


Bandung

Keberadaan hutan mangrove di Subang mendatangkan aneka burung air. Guru Besar Universitas Padjajaran pun memberikan penjelasan.

Penanaman mangrove di desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang mulai menunjukkan hasil. Manfaatnya bukan hanya dirasakan warga karena dapat menghalau gelombang air laut, namun beragam satwa juga hidup dan beranak pinak. Salah satunya beraneka jenis burung.

Guru Besar Etnobiologi Universitas Padjadjaran, Prof Johan Iskandar, mengatakan vegetasi mangrove selain penting untuk menahan abrasi pantai, juga menyerap gas rumah kaca CO2. Lalu menghasilkan oksigen dan juga penting sebagai habitat jenis-jenis burung air di pesisir pantai.


“Maka rusak atau hilangnya vegetasi mangrove dapat menimbulkan berkurangnya bahkan punah secara lokal jenis-jenis burung air di mangrove. Serta sebaliknya rimbunnya vegetasi dapat mengundang kehadiran jenis-jenis burung di mangrove. Dengan kata lain bahwa jenis-jenis burung mangrove dapat menjadi indikator kualitas vegetasi mangrove,” kata Johan.

Adapun jenis-jenis burung penghuni mangrove menurut Johan, di antaranya Kokokan Laut atau Butorides striata, Cangak besar atau Ardea alba, Kuntul kerbau atau Bubulcus ibis, Bangau tongtong atau Leptoptilos javanicus, Kuntul kecil atau Egretta garzetta dan Bambangan cokelat atau Ixobrychus eurythmus.

“Itu jenis-jenis burung yang umum di mangrove,” ujarnya.

Menurutnya upaya pemerintah atau program pemerintah yang banyak melakukan penanaman penanaman mangrove untuk mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim.

“Tapi penanaman mangrove dapat berguna juga untuk konservasi jenis-jenis burung mangrove,” ujarnya.

Dengan rimbunnya kembali hutan mangrove di wilayah tersebut, satwa lainnya atau rantai makanan burung-burung itu juga turut tumbuh.

“Jenis-jenis burung air mangrove makanan utamanya jenis jenis organisme di padang lumpur atau mud flat seperti ikan, udang, kerang, jenis-jenis serangga dan lainnya. Oleh karena itu kehadiran berbagai jenis burung ini dapat dijadikan pula sebagai indikator kayanya aneka ragam organisme air di wilayah itu,” jelasnya.

Tak hanya itu, ada juga sejumlah jenis elang yang hidup di kawasan hutan mangrove. Namun keberadaannya tak seperti burung-burung pada umunya.

“Di mangrove atau pesisir ada juga jenis burung buas seperti elang bondol atau Haliastur indus dan elang laut, makannya karnivora bisa burung lainnya, ikan, udang dan lainnya,” tambah Johan.

Selain burung, beragam satwa lainnya hidup di hutan mangrove di antaranya beragam jenis ikan, salah satunya ikan kakap, ubur-ubur, udang besar, kepiting bakau yang bisa diburu oleh nelayan.

Ada juga beragam jenis ular yang hidup di air seperti ular kadut hingga ular-ular yang hidup di batang pohon dan mencari makan dari satu dahan ke dahan mangrove lainnya.

Selain itu, ada juga biawak yang ukurannya besar, biasa ditemui saat berjemur oleh nelayan-nelayan yang mencari ikan di kawasan tersebut.

——-

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version