Jumat, Januari 17

Jakarta

Sungai Amazon merupakan sistem drainase terbesar di dunia dalam hal volume air dan cekungan drainasenya. Sungai sepanjang 6.400 km ini mengalir dari Pegunungan Andes di Peru, melintasi Amerika Selatan sebelum bermuara di Samudra Atlantik. Namun, aliran sungai itu kini berbalik arah.

Dikutip dari IFL Science, menurut penemuan mengejutkan pada 2006 dan studi geologi berikutnya, hal itu tidak selalu terjadi. Jutaan tahun lalu, sungai tersebut mengalir ke arah yang berlawanan.

Russell Mapes, yang saat itu adalah mahasiswa pascasarjana geologi di University of North Carolina, tengah berupaya menyelidiki aliran sedimen sungai dari Pegunungan Andes hingga ke Samudra Atlantik, ketika ia menemukan sesuatu yang sangat aneh.


Saat mengamati endapan sedimen di bagian tengah Amerika Selatan, ia menemukan potongan-potongan kuno dari batu permata zirkon, yang kemungkinan besar hanya berasal dari arah timur, bukan dari Andes yang lebih muda di sebelah barat.

“Di sepanjang cekungan, usia butiran mineral menunjukkan lokasi yang sangat spesifik di Amerika Selatan bagian tengah dan timur,” jelas Mapes dalam sebuah pernyataan saat itu.

Anehnya, Amazon saat ini mengalir dari Barat ke Timur, bukan Timur ke Barat. Jadi, apa yang membawa endapan zirkon kuno ini bergerak dari Timur ke Barat?

Ini bukan satu-satunya bukti bahwa sungai itu mungkin mengalir ke arah yang berlawanan. Ditemukan pula fosil hewan laut yang lebih menyukai berada di air laut di adaerah yang tidak diduga akan terjadi hal itu.

Setelah menelitinya lebih lanjut, tim tersebut menyimpulkan bahwa sungai Amazon benar-benar mengalir ke arah yang berlawanan di masa lalu. Tim tersebut menduga pembalikan arah tersebut terjadi di daerah dataran tinggi di timur laut Amerika Selatan, yang terbentuk selama Periode Cretaceous antara 65 hingga 145 juta tahun yang lalu.

“Amazon sangat datar sehingga kemiringan di salah satu arah dapat mengubah keadaan secara drastis,” jelas Drew Coleman, pengawas Mapes.

Mereka berpendapat bahwa pada masa sebelum Andes terbentuk, gradien ini menyebabkan sungai (seperti saat itu) mengalir dari Timur ke Barat, menuju Lengkungan Purus, sementara air di sisi barat lengkungan mengalir ke Pasifik.

Menurut tim ini, saat daerah dataran tinggi di timur laut terkikis, air mulai mengalir ke arah yang berlawanan. Saat Andes tumbuh, sebuah cekungan terbentuk di antara pegunungan dan lengkungan. Seiring waktu, cekungan ini terisi, sebelum akhirnya meluap, menghasilkan arah aliran yang kita lihat saat ini.

“Kami pikir perubahan terakhir ini terjadi dalam kurun waktu lima hingga sepuluh juta tahun terakhir, yang sangat cepat, secara geologis. Ini menunjukkan betapa cepatnya perubahan permukaan Bumi,” imbuh Mapes.

Meskipun ini merupakan hipotesis yang masuk akal, model selanjutnya pada 2014 menunjukkan bahwa naiknya Andes menyebabkannya mencegat lebih banyak awan, dan aliran hujan berikutnya menyebabkan erosi, yang mengakibatkan lahan basah Pebas. Akhirnya, pada skala waktu yang sesuai dengan pembalikan sekitar 10 juta tahun yang lalu, penumpukan sedimen menaikkan area tersebut, yang mengakibatkan aliran balik sungai Amazon.

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menjelaskan mekanisme pembalikan tersebut secara pasti, tetapi bukti menunjukkan bahwa sungai besar Amazon pernah mengalir ke arah yang berlawanan.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version