Sabtu, September 14

Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan adanya potensi gempa besar di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Untuk itu, kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana ini.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kominfo Wayan Toni Supriyanto mengatakan pihaknya menyadari adanya potensi kebencanaan tersebut, karenanya Kominfo tengah menyiapkan sistem peringatan real time yang ditampilkan di televisi dan smartphone. Pasalnya saat ini, peringatan hanya sebatas mengirimkan blast SMS ke masyarakat bilamana ada informasi terbaru dari BMKG.

“Melihat Indonesia ini berada di Ring of Fire, kami Ditjen PPI Kominfo merasa perlu turun tangan menyiapkan aplikasi bersama-sama dengan BMKG. Agar semua sumber informasi dari BMKG bisa disebarkan secara real time kepada layanan atau penyelenggara yang ada di kami, TV atau internet,” papar Wayan saat sesi Ngopi di Kantor Kominfo, Jakarta, Jumat (30/8/2024).


Dirjen PPI tengah mengupayakan membangun sistem komunikasi untuk pihak-pihak yang menangani kebencanaan, misalnya BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

“Jadi nanti ada handphone tersendiri untuk berkomunikasi,” ungkap Wayan.

Tak sampai di situ, Kominfo sedang mempersiapkan peluncuran sistem peringatan dini kebencanaan pada bulan September 2024 mendatang. Sistem tersebut merupakan hibah dari pemerintah Jepang.

Wayan Toni Supriyanto, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kominfo Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Nantinya informasi kebencanaan dari BMKG akan diteruskan ke sistem yang kemudian disebarkan lewat televisi digital serta nomor WhatsApp. Proses tersebut dilakukan secara real time.

“Bentuknya alert di televisi, bakal muncul informasi bencana yang terjadi di sekitar lokasi,” terang Wayan.

Namun keberhasilan sistem kebencanaan yang disiapkan Kominfo perlu dukungan Pemerintah Daerah dalam menumbuhkan budaya sensitif pada masyarakat. Sehingga ketika muncul peringatan tidak mengabaikan dan segera melakukan upaya penyelamatan diri.

“Mungkin orang yang tadinya di rumah langsung bisa berlari menjauh apabila ada gempa atau tsunami,” kata Wayan.

(afr/fay)

Membagikan
Exit mobile version