Sabtu, Januari 4


Jakarta

Analis intelijen, pertahanan, dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, menilai Polri berhasil menjaga stabilitas keamanan nasional pada 2024. Menurutnya, Polri mampu menangani berbagai kasus yang menjadi perhatian masyarakat di tengah tahun politik.

“Kita lihat, misalnya, ada judi online yang banyak merugikan masyarakat dapat diberantas. Ini menunjukkan bahwa Polri mendengar dan memperhatikan aspirasi masyarakat,” kata Ngasiman, dilansir Antara, Selasa (31/12/2024).

Pria akrab disapa Simon ini juga menyoroti kolaborasi dan sinergisitas antara Polri dan TNI. Dia mengatakan salah satu sinergi TNI-Polri ialah keberhasilan membebaskan pilot Susi Air yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.


“Narkoba dan korupsi yang selama ini mengganggu kehidupan masyarakat tak luput dari fokus utama target kerja Polri,” ucap Simon.

Di samping itu, ia menyebut salah satu program Polri Presisi, yakni penguatan pengawasan pelanggaran oleh anggota Polri mengalami penurunan signifikan, baik pelanggaran disiplin maupun etik.

Dia menyebutkan pelanggaran disiplin anggota reserse sepanjang 2024 mengalami penurunan 46 persen dari 351 menjadi 159 kasus. Sementara pelanggaran etik angkanya menurun 42 persen dari 461 menjadi 196 kasus.

“Strategi Polri Presisi yang salah satunya menyasar pengawasan internal Polri memang terbukti cukup efektif dan tepat sasaran untuk menekan berbagai pelanggaran disiplin dan etik karena hal ini yang banyak menjadi masukan dari masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, mengenai peristiwa dugaan penyalahgunaan senjata api oleh aparat kepolisian, Simon berpendapat perlunya komunikasi dan penyampaian informasi yang lebih komprehensif mengenai situasi yang berkembang agar tidak salah diterima oleh masyarakat.

“Polri sudah seharusnya memroses dan menangani secara lebih proporsional dan akuntabel supaya tidak terjadi demoralisasi dan demotivasi di lingkungan Polri. Ada sejumlah hal yang harus diseimbangkan secara bersamaan, yaitu kepercayaan publik, pengawasan internal, dan penguatan mental dari anggota Polri itu sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia berpesan agar ke depannya Polri mengevaluasi regulasi, sistem pengawasan, dan sistem rekrutmen. Misalnya, kata dia, perlunya pengaturan lebih tegas terkait izin penggunaan senjata api dan peluru tajam.

“Saya yakin dengan pembinaan yang terus menerus, keteladanan kepemimpinan dari level perwira pertama, perwira menengah hingga top manajer di kepolisian dapat memberikan motivasi kepada seluruh anggota Polri untuk lebih profesional dan tegak lurus terhadap peraturan perundangan yang berlaku,” tuturnya.

(jbr/jbr)

Membagikan
Exit mobile version