Rabu, Oktober 16


Jakarta

Direktur Teknik Yamaha Max Bartolini menegaskan keputusan Yamaha pindah dari mesin inline4 ke mesin V4, bukan karena mesin inline4 lemot. Alasan Yamaha mengganti format mesin dari inline4 ke V4, lebih karena saat ini tren mesin yang ada di MotoGP mayoritas menggunakan konfigurasi V4.

“Saya bisa mengatakan bahwa, kami (Yamaha) tidak memutuskan perubahan ini berdasarkan aspek performa mesin. Kami tahu betul keunggulan mesin inline4, masih ada banyak potensi pada mesin saat ini,” kata Bartolini dikutip dari GPOne.

Bartolini dan rekannya, Luca Marmorini, menyadari bahwa motor Yamaha YZR-M1 yang saat ini menggunakan mesin inline4, masih memiliki potensi yang bisa digali. Namun masalahnya, kalau Yamaha tetap bersikeras pakai mesin inline4, mereka bakal kesulitan meracik setingan yang pas saat balapan, contohnya adalah komposisi ban.


“Pada akhirnya kami menyadari bahwa kami, sebagai satu-satunya pabrikan dengan mesin inline4, tidak memiliki referensi ban yang memainkan peran kunci (saat balapan). Dan pada titik ini pertimbangan strategis juga ikut berperan. Faktanya adalah, kami mengikuti kejuaraan dunia yang sangat menantang, di mana semua pabrik lain lebih memilih konsep mesin V4,” sambung Bartolini.

Sebelumnya Managing Director Yamaha MotoGP Lin Jarvis mengatakan, pergantian mesin Yamaha dari inline4 ke V4 sejalan dengan adanya regulasi baru pada tahun 2027 mendatang. Dengan adanya sisa waktu dua musim, Yamaha memiliki cukup kesempatan buat mengembangkan mesin V4 baru.

“Awalnya, menurut kami mesin inline4 masih memiliki kapasitas untuk dikembangkan dan ditingkatkan. Tetapi ketika semua pesaing Anda memakai mesin V4 dan sekarang saat kita melihat regulasi tahun 2027, penting bagi kami untuk sepenuhnya memahami potensi V4 dibandingkan dengan inline4,” ujar Jarvis kepada Crash.

(lua/rgr)

Membagikan
Exit mobile version