
Jakarta –
Polres Metro Jakarta Timur menjelaskan alasan tersangka ZA (35) mengecor jasad korban JS (69) setelah dibiarkan selama 2 hari. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan ZA memilih mengecor korban karena jasad korban telah dikerumuni lalat.
Hal itu disampaikan Nicolas dalam konferensi pers di Polres Metro Jaktim, Jakarta Timur, Kamis (27/2/2025). Nicolas mengatakan, setelah membunuh JS pada hari Minggu (16/2/2025), ZA tetap bekerja sebagai kuli bangunan seperti biasa di proyek renovasi ruko di Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.
“Mereka berdua sendirian di situ, selanjutnya sekitar sore hari, tersangka mengecek keberadaan korban, apakah masih bernyawa atau tidak, dan selanjutnya dicek oleh tersangka bahwa korban sudah tidak lagi bernyawa, dan masih korban membiarkan tersangka di TKP,” kata Nicolas.
Nicolas mengatakan, pada Senin (17/2/2025), ZA tetap membiarkan jasad JS, tetapi pada hari itu, ZA membawa jasad JS ke bagian belakang ruko dan menaruh jasad korban di saluran air.
“Pada keesokan harinya, tersangka mengecek lagi korban, dan selanjutnya menyeret korban ke belakang proyek dan memasukkan korban di bekas saluran air yang di proyek tersebut,” ucapnya.
Menurut Nicolas, baru pada hari Selasa (18/2), ZA mengecor jasad korban. Nicolas mengatakan ZA mengecor korban karena jasad korban mulai dikerumuni lalat.
“Dan tanggal 18 Februari esok harinya, korban mengecek lagi, dan selanjutnya karena 2 hari korban meninggal dunia, tersangka akhirnya melihat lalat yang sudah mengerubungi korban, selanjutnya tersangka menutup korban dengan pasir dan membuat cor, adukan semen, dan selanjutnya mengecor korban, setelah dicor, dan selanjutnya korban menutup lagi dengan bata yang ada di situ, dan menutup secara rapi,” jelasnya.
Nicolas menjelaskan, aksi ZA mengecor jasad korban JS adalah aksi yang spontan. Langkah itu dilakukan ZA karena jasad JS mulai timbul bau dan dikerumuni lalat.
“Terkait dengan tindakan dia mengecor korban itu adalah tindakan spontanitas, karena korban sudah dikerumuni oleh lalat, tanggal 18 (Februari) itulah dia mulai melihat bahwa sudah mulai dikerumuni oleh lalat-lalat, sehingga mulai bau, sehingga dia spontanitas dia tutup dengan pasir, dan selanjutnya dia membuat adukan cor dan melakukan pengecoran terhadap keberadaan mayat itu sendiri atau korban itu sendiri,” jelasnya.
(taa/taa)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu