Senin, Juli 8

Jakarta

Peringatan: Artikel ini berisi diskusi tentang kematian dengan bantuan yang mungkin bisa menjadi trigger sebagian pembaca.

Pasangan suami istri di Belanda memilih mengakhiri hidup mereka melalui duo-euthanasia atau suntik mati. Jan Faber (70) dan Els van Leeningen (71) ini hidup dengan masalah kesehatan yang tak kunjung membaik.

Perlu diketahui, di Belanda, euthanasia dan bunuh diri dengan bantuan adalah sah jika seseorang mengajukan permintaan sukarela, dan penderitaan mereka, baik fisik maupun psikologis, dinilai oleh dokter sebagai ‘tak tertahankan’, dan tidak ada prospek perbaikan.


Setiap orang yang meminta bantuan kematian dinilai oleh dua dokter, dan dokter kedua memeriksa evaluasi yang dilakukan oleh dokter pertama.

Alasan Jan dan Els Pilih Jalani Duo-euthanasia

Jan menderita sakit punggung yang parah karena pekerjaan yang berat. Meski sudah menjalani operasi pada tahun 2003, kondisinya tidak juga membaik.

Sang istri, Els, telah menunjukkan tanda-tanda awal demensia hingga harus pensiun dari mengajar di tahun 2018. Ia resmi didiagnosis penyakit tersebut pada tahun 2022 dan kondisinya terus memburuk.

Pasangan itu membuat keputusan untuk melakukan duo-euthanasia sebelum kondisi demensia Els semakin memburuk. Jika itu terjadi, ia mungkin dianggap tidak mempunyai kapasitas untuk memutuskan sendiri bahwa ia ingin mati.

“Kalau banyak minum obat, kamu hidup seperti zombie. Jadi, dengan rasa sakit yang saya alami, dan penyakit Els, saya pikir kita harus menghentikan ini,” kata Jan yang dikutip dari laman People.

“Saya sudah menjalani hidup saya dan tidak ingin sakit lagi. Kehidupan yang kita jalani, kita semakin tua. KIta pikir itu harus dihentikan, tidak ada solusi lain,” tutur Els.

Putra mereka, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan itu adalah hari yang sulit untuknya. Kejadian itu berlangsung dengan cepat dan kedua orang tuanya meninggal hanya dalam hitungan menit.

“Saya ingat kami sedang makan malam di malam hari, dan saya meneteskan air mata saat melihat kami semua makan malam terakhir bersama,” ungkap dia.

“Setengah jam terakhir sangat sulit. Para dokter tiba dan semuanya terjadi dengan cepat. Mereka mengikuti prosedurnya, dan itu hanya dalam hitungan menit,” sambungnya.

Dokter memberikan obat euthanasia pada Jan dan Els pada 3 Juni 2024. Pasangan tersebut meninggal bersama di rumah sakit setempat.

(sao/kna)

Membagikan
Exit mobile version