Minggu, Maret 9


Bekasi

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis saat menertibkan lahan di Puncak, Bogor. Ia mengaku martabatnya merasa direndahkan.

Dedi mengatakan, sebagai orang Sunda, gunung adalah sesuatu yang dihormati dan sakral. Hal itu disampaikan Dedi di Kantor Wali Kota Bekasi, Bekasi pada Jumat (7/3/2025). Awalnya Dedi menjelaskan makna gunung bagi orang Sunda dan orang Jawa.

“Oh iya, saya mungkin orang yang ngerti sebagai orang Sunda, orang Jawa juga sama, yang ngerti ajaran leluhur,” kata Dedi.


“Karena bagi orang Sunda dan orang Jawa, gunung itu sesuatu yang sakral, gunung itu sesuatu yang dihormati,” ujarnya.

Menurut Dedi, gunung adalah sumber kehidupan. Hal itu terlihat dari tradisi tumpeng yang biasa dilakukan oleh adat Sunda dan Jawa.


“Karena dia adalah sumber dari kehidupan, dari gunung itu lahir lah air, dari mata air lahir lah kehidupan, ada danau, ada sawah, kemudian itulah lahir jadi kehidupan manusia,” ucapnya.

“Makanya, lambang orang Sunda dan orang Jawa itu sama, lambang ritualitasnya itu tumpeng, tumpeng itu mancit ke atas, satu itu tunggal ya, kemudian ke bawahnya banyak makanan, dari titik yang satu di gunung itu, melahirkan bagaimana proses ekologi yang melahirkan produksi,” jelasnya.

Menurut Dedi, merusak gunung dan hutan adalah suatu hal yang tidak dapat diterima. Terlebih kerusakan itu dilakukan hanya demi mendapatkan keuntungan. Karena itu, Dedi merasa martabatnya direndahkan ketika aktivitas merusak gunung dilakukan.

“Jadi saya ini termasuk orang yang begitu menghormati gunung, begitu menghormati gunung, sehingga ketika gunung itu orang seenaknya, demi kepentingan komersial membelah hutannya, hanya untuk kesenangan-kesenangan dan duit, saya nangis. Kenapa? Bagi saya, sebagai orang Sunda, saya merasa martabat saya direndahkan,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulaydi tak kuasa menitikkan air mata saat melihat kawasan Puncak yang beralih fungsi menjadi tempat wisata. Tangis itu pecah.

“Ini yang berikan izinnya siapa, dari sisi aspek regulasi bisa rekomendasikan untuk dicabut?” kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat berbincang dengan salah satu petugas Kementerian Lingkungan Hidup (LH) di tempat wisata Eiger Adventure Land, Megamendung, Kabupaten Bogor.

Dari tempat wisata yang masih dalam proses pembangunan itu, Dedi Mulyadi tercengang melihat ke arah seberang yang merupakan area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) nampak berdiri bangunan yang akan terhubung dengan Eiger Adventure Land melalui jembatan gantung.

Eiger Adventure Land merupakan satu dari empat tempat wisata yang disegel di kawasan wisata Puncak karena terindikasi melanggar alih fungsi lahan.

——–

Artikel telah tayang di detikNews.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version