Rabu, September 25


Jakarta

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penjualan mobil hybrid di Indonesia terus mengalami kenaikan. Sehingga, menurutnya, kendaraan itu tak perlu tambahan insentif. Lantas, apa kata Toyota mengenai pernyataan tersebut?

Sebagai catatan, Toyota merupakan salah satu produsen roda empat yang mendukung adanya insentif mobil hybrid di Indonesia. Sebab, bagaimanapun juga, kendaraan itu lebih ramah lingkungan dibandingkan mobil konvensional.

“Kembali lagi, Toyota itu ingin bagaimana semua orang bisa berkontribusi makanya ada tagline It’s Time for Everyone, bukan untuk orang segmen tertentu,” ujar Marketing Planning Deputy General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Resha Kusuma Atmaja di Green Initiative Conference, Jakarta Pusat.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Foto: Kemenko Perekonomian

Menurutnya, pemerintah seharusnya tak hanya fokus memberikan stimulus mobil listrik. Sebab, berdasarkan demand structure, kendaraan tersebut hanya menjadi mobil tambahan atau additional car. Sementara untuk meningkatkan pasar butuh menyasar segmen first buyer.

First buyer rata-rata dipakai untuk main car. Sebagai mobil utama berarti masyarakat harus percaya dulu soal infrastruktur pada saat mereka menggunakan kendaraan itu, harus aman dan tenang. Paling pas saat ini adalah mobil hybrid,” ungkapnya.

“Karena mobil hybrid itu tidak terbatas atau terpaku dengan masalah pengecasan dan masih isi bensin. Kenapa hybrid dulu, seperti teori ayam dan telur, kita tidak mau menunggu infrastruktur dulu atau yang mana dulu. Kita inginnya jalan barengan,” tambahnya.

Toyota soal insentif mobil hybrid Foto: Istimewa

Resha juga sedikit menyinggung pasar mobil hybrid di Thailand. Pemerintah setempat tetap memberikan insentif meski penjualannya sudah cukup baik. Bahkan, insentifnya tergantung emisi yang bisa dipangkas.

Sebelumnya, di lokasi yang sama, Airlangga bilang penjualan mobil hybrid di Indonesia sudah tinggi tanpa insentif. Sehingga, saat ini skema pembeliannya masih sama atau tanpa perubahan.

“Selama ini tanpa insentif juga kan penjualannya sudah cukup baik,” demikian respons singkat Airlangga saat ditanya kemungkinan adanya insentif mobil hybrid di masa depan.

Sebagai catatan, selama semester satu 2024, penjualan mobil hybrid di Indonesia mencapai 25.791 unit. Nominal tersebut naik 49 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

(sfn/rgr)

Membagikan
Exit mobile version