Kamis, November 21


Jakarta

Aksi Bhabinkamtibmas Kelurahan Mentaos, Aiptu Karyanto, menyulap lahan yang tidak produktif menjadi tambak ikan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berdampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi warga. Bahkan, harga tanah di sekitar lokasi tambak ikan itu turut meningkat.

“Sangat bagus sekali, karena di sini dengan masuknya semacam usaha seperti ini nilai-nilai semacam ekonomi di sini meningkat pesat. Mulai dari harga tanah menjadi mahal, masyarakatnya juga di sini kebutuhan ekonomi, perdagangannya UMKM juga sangat meningkat sekali,” kata Aiptu Karyanto dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Kamis (21/11/2024).

Aiptu Karyanto lalu mengungkapkan kunci keberhasilan dirinya menyulap lahan yang tidak produktif menjadi tambak ikan. Menurut dia, semua pihak berkolaborasi dan bekerja sama untuk mewujudkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.


“Ini semua tidak terlepas dari perangkat, ada lurah, ada babinsa, ada Ketua RT, Ketua RW, ada kelurahan, artinya di situ kita bekerja sama, bahu membahu bersama masyarakat yang mana untuk menumbuhkan suatu ketahanan pangan yang ada di masyarakat,” kata Aiptu Karyanto.

Aiptu Karyanto mengatakan kebutuhan warga sudah terpenuhi dengan adanya tambak ikan tersebut. Selain itu, warga juga mengembangkan hasil tambak ikan itu untuk kepentingan lainnya.

“Jadi di sini banyak sekali pengembangannya, ada tempat wisata, ada kuliner, ada pembibitan, terus ada pembesaran. Jadi kalau yang semacam untuk konsumsi masyarakat sendiri Insyaallah sudah terpenuhi, dari hasil lebihnya itu baru kita produksi keluar semacam taro di pasar atau kios atau toko,” ujar Aiptu Karyanto.

Dia menjelaskan lahan tidak produktif yang digunakan warga itu merupakan milik perorangan. Pengelolaan tambak ikan itu salah satunya berdasarkan sistem bagi hasil.

“Jadi lahan itu milik perorangan namun pemiliknya itu semacam tidak diurusi, semacam diabaikan lalu kita melihat potensi lalu kita kembangkan air tawar di situ,” ujar Aiptu Karyanto.

Dia bersyukur ketika ide penggarapan lahan rawa itu digulirkan, masyarakat di wilayah binaannya menyambut baik. Meskipun, kata Karyanto, dalam perjalanannya masyarakat mengalami berbagai kendala.

“Di situ juga ada bantuan, kita berkoordinasi tiga pilar berkaitan dengan semacam dinas terkait, perikanan, kelurahan, dengan RT RW, kita libatkan dan sering kita adakan pertemuan-pertemuan,” imbuh Aiptu Karyanto dalam wawancara terpisah beberapa waktu lalu.

Aiptu Karyanto mengatakan dirinya membantu kelompok petani ikan dalam segi permodalan hingga penggarapan lahan. Dia juga berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk membantu para petani ikan mencarikan solusi ketika ada masalah.

“Karena letaknya strategis dan itu berdampingan dengan saluran irigasi, di situ memang ada UPT, kita bekerja sama untuk pengembangan ikan air tawar itu,” ujar Aiptu Karyanto.

Sampai saat ini, ada sekitar 50 orang warga tergabung dalam kelompok petani di tambak ikan air tawar tersebut. Mereka bekerja sama dengan dinas dan didampingi oleh Bhabinkamtibmas.

“Kalau kelompok, kita kan ada bidang perikanan, kita bekerja sama dengan bidang perikanan, baik secara teknis. Cuman kita selalu mendampingi. Keluhan-keluhan dari mereka kita sampaikan,” ujar Aiptu Karyanto.

(knv/aik)

Membagikan
Exit mobile version