Minggu, Maret 16

Jakarta

Keberadaan kecerdasan buatan bisa menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis startup. Tapi hati-hati, karena AI juga dipakai untuk tujuan negatif.

Telkomsel mengadakan NextDev Summit 2024 pada Selasa (14/5/2024) di SCBD, Jakarta. Dalam acara tersebut dibahas mengenai peluang-peluang yang bisa didapatkan dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

Saat ini teknologi AI semakin canggih misalnya ChatGPT dan Bing AI yang semakin populer. Anthony Amni selaku Country Manager Amazon Web Services (AWS) menjelaskan bahwa uang yang dihabiskan untuk mengembangkan artificial intelligence lebih banyak dibandingkan dengan IT. Selain itu, cepatnya pengguna dalam mengadopsi teknologi AI juga menjadi peluang yang patut dipertimbangkan.


“ChatGPT itu bagaimana bisa sampai di 1 juta user itu berapa lama? Jawabannya dalah 5 hari. Kita melihat akselerasi bisnis yang sebelumnya tidak pernah dilihat,” kata Anthony.

Sekitar 80% perusahaan berbasis teknologi kecerdasan buatan mulai muncul sekitar setahun ke belakang. Hal itu tentu merupakan pertumbuhan yang pesat dari perusahaan AI.

“Bukan lagi AI yang selalu dianggap untuk build the market. Ternyata penerimaan pasar untuk membeli layanan yang diperoleh AI ini sudah sangat luar biasa, jadi mempercepat teknologi di depan mata” ujar Anthony.

Penerapan AI sekarang umumnya adalah traditional AI yaitu mengekstrak teks dari dokumen, prediksi cuaca, pengenalan wajah dll. Sedangkan generative AI contohnya seperti dalam pembuatan konten dan teks.

AI juga menurut Anthony bisa meningkatkan produktivitas perusahaan. Berdasarkan studi yang dilakukan Nielsen Norman Group di 2023 mengungkap bahwa sebanyak 66% produktivitas meningkat akibat penggunaan AI.

Selain sisi positif, terdapat juga sisi negatif yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Salah satu sisi negatifnya adalah penipuan atau scamming.

“Jadi artinya banyak yang sekarang sedang mencoba cara-cara baru untuk melakukan scamming, dari semua teknologi pasti akan ada yang mengambil keuntungan,” kata dia.

Saat ini dimana AI menjadi semakin canggih sehingga dapat dengan mudah memalsukan gambar, video dan suara orang lain. Akibat hal itu maka penipuan menjadi hal yang harus diwaspadai.

Dari sisi etik pun perlu dikaji lebih dalam lagi terhadap penggunaan AI sehingga nantinya tidak melanggar dan merugikan orang lain.

*Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video “Bangkit 2024 Google Siap Bekali 9 Ribu Mahasiswa Baru dengan Keterampilan AI
[Gambas:Video 20detik]

(fay/fay)

Membagikan
Exit mobile version