Selasa, Desember 17


Jakarta

Dunia pariwisata semakin menggila dengan tren-tren baru yang menjamur dan tak kenal masa. Belakangan, muncul gerakan yang disebut dengan ‘naked traveling’. Sebuah tren yang dipelopori oleh para frequent flyer yang sedang melakukan penghematan.

Singkatnya, tren baru ini merupakan aktivitas penerbangan pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah bagaimana pelaku tren ini bepergian tanpa membawa banyak barang sehingga terbebas dari biaya bagasi pesawat yang mahal.

“Nantinya penumpang bakal terbang di ketinggian 30 kaki dan bepergian tanpa barang bawaan,” ujar content creator asal New York, Amerika Serikat Bethany Ciotola, melansir New York Post.


Video yang ramai di TikTok tersebut menampilkan wanita itu menaiki pesawat tanpa membawa koper. Video telah ditonton lebih dari 225 ribu kali dan menyita perhatian warganet. Bethany merupakan salah satu dari banyak orang berprinsip minimalis yang mengikuti tren ini.

Bethany memilih menghindari kerepotan membayar lebih dari US$35 atau Rp560 ribu untuk mengangkut barang-barang bawaannya menggunakan bagasi. Dalam video, ia terlihat tidak terbebani, menari-nari kecil menuju pesawat dengan hanya satu tas kecil tersampir di bahunya.

Perasaan bebas tersebut tampaknya tak hanya dirasakan oleh Bethany, melainkan sebagian besar orang lainnya yang menganut tren tidak membawa barang bawaan apa pun ketika bepergian ini.

“Bangun tidur dan memutuskan untuk naik pesawat tanpa tas yang terdaftar di perjalanan atau barang bawaan, hanya merasakan sensasinya saja,” ucap seorang fashionista Alan King, sambil berjalan-jalan di Bandara Internasional LaGuardia di Queens, Amerika Serikat.

Seorang taste maker yang tinggal di Los Angeles, Hillary Conheady juga mengatakan perasaannya dalam sebuah unggahan terpisah. “Bepergian tanpa tas membuat saya merasa sangat kaya,”ujarnya.

“Saya akan terbang ke rumah orang tua saya di South Carolina, di mana saya akan mengenakan semua pakaian lama saya dari sekolah menengah selama akhir pekan. Tidak ada biaya bagasi ekstra untuk gadis ini,” tambahnya.

Tren ‘naked traveling’ ini adalah aksi terbaru para wisatawan untuk menghemat uang saat bepergian.

Namun, tidak seperti tren ‘rawdogging’ yang tidak melakukan apa-apa selama penerbangan, para wisatawan yang melakukan tren ini membawa headphone atau gawai untuk menyenangkan diri mereka selama penerbangan.

Tren ini sepertinya menjadi viral pada waktu yang tepat. Pasalnya, maskapai penerbangan besar seperti American Airlines, JetBlue, dan Delta Airlines baru-baru ini menyatakan bakal melakukan penyesuaian harga di tahun 2025.

Dalam penyesuaian tersebut, tertera kebijakan biaya bagasi yang diperbarui, kebijakan barang bawaan, dan aturan umum.

Perusahaan penerbangan lainnya, Air Canada, berencana mengenakan biaya sebesar $25 atau Rp400 ribu untuk barang bawaan pertama penumpang, seperti tas dengan roda serta ransel berukuran besar yang sering digunakan di luar negeri.

Tak hanya itu, mereka juga memberlakukan biaya tambahan sebesar US$36 atau Rp576 ribu untuk barang bawaan kedua. Biaya sebesar US$46 atau senilai Rp736 juga akan dibebankan kepada penumpang yang gagal mendaftarkan barang bawaan mereka sebelum tiba di bandara.

Meski begitu, para jet-setter yang cerdas telah menemukan cara untuk menghindari tarif bagasi yang mahal tersebut. Ada yang menyimpan barang bawaannya di tas bebas bea, karung yang dibagikan di toko-toko bebas pajak di bandara untuk menghindari biaya.

Sedangkan yang lainnya mengakali dengan memasukkan barang mereka ke dalam bantal leher, berharap pakaian mereka cukup empuk untuk dianggap sebagai bantalan.

Meski tren bepergian tanpa busana ini tampaknya tidak berbahaya, beberapa orang yang skeptis menganggap trik berhemat ini sebagai sesuatu yang gila.

“Saya tidak mengerti bagaimana beberapa orang bisa naik JFK AirTrain tanpa [membawa] tas,” gerutu seseorang di internet, menanggapi tren tersebut. “Bepergian tanpa tas adalah hal yang gila bagi saya.”

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version