
Jakarta –
Mesin poles beras di Jepang satu ini terlihat unik. Karena, memiliki konsep mirip vending machine, orang bisa menggunakan dengan memasukkan koin.
Harga beras di Jepang juga meningkat dengan harga sekitar 50 persen lebih mahal dibandingkan supermarket. Beras putih yang pulen biasa dikonsumsi oleh orang Jepang, namun banyak juga ditemui di pasaran masih berupa genmai atau gabah.
Dilansir dari Sora News (3/3), jika memiliki beras masih berupa genmai (gabah) tak perlu risau karena ada mesin polesnya. Mesin poles beras itu berkonsep ala vending machine yang bisa dipakai dengan mudah.
Sebenarnya, genmai (gabah) di Jepang sudah bisa dinikmati, tapi teksturnya kering. Oleh karena itu, orang Jepang lebih suka memolesnya menjadi beras putih dan teksturnya pulen.
Yang dimaksud poles beras adalah proses menggiling beras untuk menghilangkan sekam, dedak, dan zat lainnya yang menghasilkan butiran beras bersih (berwarna putih) dan kaya akan pati. Beras poles inilah yang umum dinikmati sebagai nasi dalam keseharian.
mesin poles beras di Jepang mirip vending machine Foto: sora news
|
Pemoles beras ini jarang ditemui di kota besar, namun bisa dengan mudah ditemui di pinggiran kota Jepang. Beberapa di antaranya terletak di dalam supermarket atau tempat pencucian mobil, tetapi ada juga fasilitas pemoles beras khusus yang terbuka untuk umum.
Salah satu pemoles beras di Jepang yang berkonsep mirip vending machine ini memiliki klaim dapat memoles beras hingga 30 kilogram. Waktu yang dibutuhkan juga cukup singkat, yaitu 4,5 menit.
Untuk memoles beras ini juga terbilang murah harganya. Dibanderol sekitar 100 Yen (Rp 11.003) per 10 kilogram beras. Cara menggunakannya juga sangat mudah, cukup masukkan koin ke dalam slot dan masukkan beras ke dalam mesin.
Setelah itu, tekan tombol untuk memilih tingkat kehalusan beras yang diinginkan. Untuk pemoles satu ini ada 3 pilihan, yaitu beras putih biasa, ekstra halus, dan 70 persen halus.
|
Proses pemolesan beras itu dimulai setelah menekan tombolnya. Ketika pemolesan berakhir, mesin akan berhenti dan harus dibuka dengan menginjak pedal kakinya untuk mengambil beras.
Untuk beras yang dipoles 70 persen halus biasanya disebut dengan ‘shichibuzuki’ dalam bahasa Jepang. Ini menghasilkan beras dengan warna lebih terang, tetapi masih agak gelap dari beras putih.
Ketika memasak beras 70 persen halus itu menggunakan rice cooker, air yang digunakan juga harus lebih banyak. Teksturnya lebih keras daripada nasi putih pada umumnya, namun rasanya tak jauh berbeda.
(yms/odi)