Sabtu, Desember 21


Jakarta

Semua orang muslim pernah melihat Kakbah. Yang beruntung bisa menyaksikannya dengan mata kepala sendiri saat melakukan ibadah haji atau umroh.

Kakbah yang dikenal setiap Muslim adalah bangunan segi empat di tengah Masjidil Haram. Kakbah diselimut kain penutup hitam atau kiswah. Kakbah adalah arah menghadap setiap muslim di seluruh penjuru dunia ketika melakukan shalat.

Benda-benda apakah yang ada di dalam Kabah? Bagaimana dinding dan interiornya? Bagaimana susunan arsitekturnya? Adakah kuburan atau benda-benda sejarah disimpan di situ?


Semuanya hanya bisa menduga. Informasi dan ceritanya hanya berdasarkan “katanya, katanya?”. Namun tak ada yang yakin seyakin-yakinnya, karena dari 1,6 miliar muslim sedunia hanya segelintir saja yang bisa masuk ke dalam Kabah.

Hanya Raja-Raja Arab Saudi, keluarga kerajaan dan pejabat negara yang bisa masuk ke dalam Kabah saat dicuci dan penutupnya diganti.

Foto terbaru berisikan penampakan bagian dalam dari Kakbah (Foto: @haramainarchive)

Saksikan Kabah dicuci

Kakbah dicuci dua kali dalam satu tahun, yakni pada tanggal 15 Sha`ban (bulan sebelum bulan puasa, Ramadhan) dan pada pertengahan Muharam, yakni bulan setelah Zulhijah dimana umat Islam menunaikan rukun ke lima Islam untuk naik haji.

Ritual pencucian Kakbah dimulai dengan salat sunnah dua rakaat di dalam. Saat berada di dalam Kakbah, jemaah boleh salat menghadap ke mana saja.

Bagian dalamnya lalu dibersihkan dengan kain putih yang dibasahi air mawar, wewangian khas Arab beraroma kayu oud dan parfum beraroma musk, yaitu minyak kelenjar rusa.

Air zamzam dipercikkan ke lantai Kakbah kemudian lantai dipel dengan tangan kosong dan daun kurma.

Mantan Menteri Agama Tarmizi Taher yang sudah 13 kali mendapat kesempatan memasuki Kabah, pernah mengatakan bahwa dinding dalam Kabah, atap, lantai, serta tiga tiangnya biasa saja seperti dinding batu lainnya.

“Ada ceret dan teko di dalam Kakbah. Itu hadiah dari raja, khalifah dan sultan,” katanya.

Sisi bagian timur Kakbah tingginya l4 meter, sementara sisi barat dan selatan l2,11 meter dan 11,28 meter dari sisi utara. Lantai bagian dalam dilapisi keramik berwarna, sementara atapnya ditunjang tiga pilar kayu, masing-masing berdiameter 44 cm.

Struktur atap terdiri atas dua lapisan, bagian atas dan bawah, sementara dinding bagian dalam ditutup dengan layar terbuat dari beludru hijau yang diganti tiap tiga tahun sekali.

Pada atap bagian teratas terdapat ventilasi dengan panjang 127 cm dan lebar l04 cm untuk memberikan kesempatan bagi cahaya matahari masuk. Ventilasi ditutup dengan kaca penguat yang dibuka saat acara pencucian.

Foto terbaru berisikan penampakan bagian dalam dari Kakbah (Foto: @haramainarchive)

Dilapisi emas murni

Pintu Kakbah yang berada pada 225 cm di atas permukaan tanah, tingginya 310 cm, lebar 40 cm dan panjang 190 cm, terbuat dari kayu yang dilapisi 280 kg emas murni

Pada dinding sebelah Barat yang berhadapan dengan pintu Kakbah digantungkan sembilan pigura yang terbuat dari marmer dan bertuliskan nama-nama khalifah yang telah memperbaiki dan memperbarui Kakbah yang agung. Kesemuanya itu tertulis setelah Abad 6H.

Sisi Kakbah yang lain dilapisi marmer putih setinggi dua meter dan di atasnya ditutupi dengan hordeng warna merah dari kain sutera yang bertuliskan “Syahadatain” dan Asma ul-Husna dalam bentuk angka 8 atau 7 Arab berselang-seling. Kaligrafi tersebut hadiah dari Raja Fahd.

Diantara tiga tiang di dalam Kakbah ada tempat untuk meletakkan barang yang terbuat dari perak murni untuk menyimpan barang, seperti antara lain : teko-teko , ceret, pajangan , dan barang-barang bersejarah lainnya yang terbuat dari emas dan perak yang telah berusia puluhan bahkan ratusan tahun lalu.

Barang-barang itu merupakan hadiah dari raja-raja, khalifah dan para sultan.

Foto terbaru berisikan penampakan bagian dalam dari Kakbah (Foto: @haramainarchive)

Harganya Rp 50 miliar

Kain penutup Kakbah seharga Rp50 miliar ini berukuran panjang 14 meter dan lebar 47 meter. Beratnya tak tanggung-tanggung, mencapai 650 kilogram. Ada lima bagian kiswah, yaitu empat bagian yang menutupi keempat sisi Kakbah dan satu sisinya menutup pintu Kakbah.

Biasanya, kiswah dibuat di Mesir dan India, dan diberikan kepada pemerintah Saudi sebagai hadiah.

Di balik kiswah hitam, terdapat kain berwarna putih yang disebut Bithana Kiswah. Gunanya, untuk meresap uap dari dinding Ka`bah dan menghalangi panas yang diserap dari kain kiswah yang berwarna hitam. Tak hanya itu, kain putih ini juga dapat mencegah dinding Ka`bah retak.

Jika ditilik sejarahnya, semasa Nabi Muhammad SAW, Rasulullah pernah menghadiahkan kiswah Al-washail, sekaligus mengiswahi Ka`bah untuk pertama kalinya.

Cara ini kemudian diteruskan oleh Khulafaurrasyidin, seperti Umar Bin Al-Khatab dan Utsman Bin Affan serta beberapa khalifah Bani Umayyah.

Sekarang, banyak jemaah yang berusaha untuk menggunting sepotong kain penutup Kakbah itu untuk berbagai alasan, minimal sebagai souvenir dan kenang-kenangan.

Mereka membawa gunting saat tawaf, ketika berhasil mendekati Kakbah, mereka mengguntingnya. Lalu menyelipkan potongan itu dibalik kain ihram. Tukang gunting kiswah umumnya berasal dari Iran, Pakistan atau negara-negara Afrika.

“Yang dari Indonesia juga ada,” kata Naib Amirul Haj Abdul Mukti.

Simak Video “Melihat Suasana Tarawih Pertama di Masjidil Haram
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version