Minggu, Oktober 6

Jakarta

Kram otot menjadi salah satu cedera yang sering menghantui para pelari marathon ketika telah menempuh jarak lari yang cukup jauh. Kontraksi otot ini biasanya terjadi secara mendadak, baik di perut, paha, ataupun betis.

Biasanya, para pelari akan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko kram otot ketika race marathon. Pemanasan dan pola latihan yang terukur pastinya penting untuk mencegah risiko tersebut. Selain itu, ternyata faktor nutrisi juga berpengaruh.

Ketua Pengurus Pusat Indonesia Sport Nutritionist Association (PP ISNA) Dr Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengatakan pisang memang bisa membantu seseorang guna mencegah terjadinya kontraksi otot atau kram ketika berolahraga. Hal ini karena pisang mengandung kalium yang cukup tinggi.


“Pisang memang salah satu buah yang kandungan kaliumnya cukup tinggi. Per 100 gram pisang itu kaliumnya bisa mencapai 450-600 mg, tergantung jenis pisangnya. Kebutuhan kalium harian kita itu 4.700 mg untuk dewasa, jadi mengonsumsi 100 gram pisang saja sudah memenuhi sekitar 10-15 persen (kebutuhan kalium harian),” ujar Rita kepada detikcom, Jumat (21/6/2024).

“80 persen kalium pada tubuh kita adanya di otot, karena dia punya peran penting mengatur kontraksi otot. Jadi jika jumlah kalium tinggi, maka kontraksi (otot) akan diatur untuk tidak berkelanjutan (kram), jadi di situ ada peristiwa relaksasi,” sambungnya.

Keseimbangan antara kontraksi dan relaksasi inilah, lanjut Rita, yang bisa mengurangi risiko seseorang mudah mengalami kram saat berolahraga. Kalium yang rendah pada otot ternyata juga bisa memperlambat proses pemulihan ketika seseorang mengalami cedera.

“Kalium itu di dalam tubuh kita untuk mencegah kram memiliki dua fungsi. Satu, kalium itu 80 persen ada di otot manusia dan dia yang akan meregulasi peristiwa kontraksi dan relaksasi pada otot, sehingga berjalan dengan seimbang,” kata dr Rita.

“Dan dia (kalium) punya peran juga di sistem saraf seseorang. Jika kaliumnya rendah impul sarafnya akan mengalami gangguan dan itu juga mempercepat terjadinya cedera dan memperlambat proses pemulihan,” sambungnya.

NEXT: Tetap bukan senjata utama mencegah kram

Membagikan
Exit mobile version