Jumat, Februari 21


Jakarta

Setelah 100 hari kerja, Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) membeberkan beberapa upaya terkait pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia. Apa saja?

Menteri Ekraf, Teuku Riefky Harsya, mengatakan beberapa langkah itu termasuk kolaborasi dengan pihak lain, mulai dari penguatan sumber daya manusia hingga desa kreatif.

“Capaiannya saat ini seperti saya sampaikan bahwa dalam 100 hari tentu kolaborasi yang paling banyak kita lakukan. Terus kemudian juga kaitannya dengan selain kolaborasi, contoh ya kolaborasi penandatanganan kerjasama itu yang sudah dilakukan kalau dengan kampus itu kan dengan Universitas Indonesia,” kata Riefky setelah melantik pejabat Kemenekraf di Jakarta, Rabu (19/2/2025).


“Tapi selain dengan Universitas Indonesia, saat ini kami juga sedang duduk bersama dengan para perguruan tinggi negeri dan swasta untuk membuat sebuah forum PTN-PTS ekonomi kreatif yang mempunyai jurusan ekonomi kreatif. Ini kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia, itu satu hal,” dia menambahkan.

Riefky menerangkan Kemenekraf juga telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membuat panduan terkait Dinas Ekonomi Kreatif di daerah. Selain itu, bekerja sama dengan Kementerian Desa untuk mendukung desa kreatif di berbagai daerah di Indonesia.


Lalu kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni InJourney, Kemenkraf berkolaborasi untuk mengaktivasi lokasi-lokasi seperti di bandara untuk para pegiat ekonomi kreatif. Untuk pihak lainnya, Riefky menyebut juga telah berkolaborasi dengan Garuda Indonesia serta PT KAI yang kaitannya untuk brandi IP-IP lokal.

Dari upaya-upaya kolaborasi yang dilakukan pihaknya dalam 100 hari kerja, Riefky mengatakan belum bisa memberikan evaluasi terkait kinerja kementeriannya. Menurutnya hal itu masih terlalu dini untuk diberikan penilaian.

“Jadi memang kalau diukur hasilnya secara langsung itu mungkin baru kelihatan nanti di akhir tahun. Tetapi kalau yang kita lihat dari salah satu media nasional Kompas yang membuat semacam survei di Januari lalu, tentang tingkat keyakinan publik terhadap berbagai prioritas yang ada saat ini, ekonomi kreatif itu ditempatkan dalam posisi ke-8,” kata Riefky.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version