Senin, Oktober 7

Jakarta

Para penambang emas mungkin suatu hari nanti akan menggunakan cawan petri untuk membantu pencarian mereka. Sebuah penelitian menyebutkan, ada jenis bakteri yang bisa menghasilkan emas.

Dalam studi yang dirilis di Nature Chemical Biology, peneliti menuliskan tentang spesies bakteri yang membentuk bongkahan emas berskala nano, untuk membantunya tumbuh dalam larutan logam mulia yang beracun.

“Molekul yang digunakan bakteri untuk membuat partikel tersebut suatu hari nanti dapat digunakan untuk mengumpulkan emas dari limbah tambang,” kata Frank Reith, seorang ahli mikrobiologi lingkungan di University of Adelaide, Australia, yang meneliti bakteri pengolah emas tetapi tidak terlibat dalam penelitian terbaru tersebut.


Reith menemukan beberapa bukti pertama yang meyakinkan bahwa bakteri tumbuh subur pada partikel emas. Di beberapa lokasi, yang terpisah ribuan kilometer, ia dan timnya menemukan bakteri Cupriavidus metallidurans yang hidup dalam lapisan biofilm pada bongkahan emas.

Bakteri tersebut mendetoksifikasi emas terlarut dengan mengakumulasinya dalam nanopartikel inert di dalam sel mereka. Reith dan rekan-rekannya telah menghabiskan waktu satu dekade terakhir untuk mencari tahu caranya, tetapi belum menerbitkan kesimpulan lengkap mereka.

Beberapa biofilm juga mengandung spesies bakteri kedua, Delftia acidovarans. Nathan Magarvey, seorang ahli biokimia di University of McMaster di Hamilton, Kanada, dan timnya menumbuhkan spesies ini dalam larutan emas dan menemukan bahwa koloni bakteri dikelilingi oleh lingkaran gelap nanopartikel emas.

Seperti dikutip dari Nature, para peneliti menyimpulkan bahwa D. acidovarans entah bagaimana menciptakan partikel emas di luar dinding selnya, bukan di dalam seperti yang dilakukan C. metallidurans.

Gen emas

Dengan menggunakan analisis biokimia dan genom, para peneliti menemukan serangkaian gen dan metabolit kimia yang bertanggung jawab untuk mengendapkan emas. Bakteri yang direkayasa agar tidak memiliki gen tidak lagi membentuk lingkaran gelap, dan pertumbuhannya terhambat di hadapan emas.

Tim tersebut juga mengisolasi zat kimia yang diproduksi oleh bakteri yang tidak direkayasa yang menyebabkan partikel emas mengendap keluar dari larutan. Zat kimia tersebut dijuluki delftibactin.

Para peneliti memperkirakan bahwa gen yang mereka identifikasi terlibat dalam produksi delftibactin dan memindahkannya ke luar sel. Dengan mengendapkan emas, D. acidovarans dapat mencegah logam memasuki selnya dalam larutan. Namun, Magarvey mengatakan bahwa ada kemungkinan D. acidovarans juga menggunakan mekanisme lain untuk mendetoksifikasi emas yang menembus dinding selnya.

“Penelitian Margarvey melengkapi studi kami dengan sangat baik”, kata Reith.

Kedua spesies bakteri tersebut mungkin hidup dalam simbiosis, dengan D. acidovarans menggunakan delftibactin untuk mengurangi emas yang larut ke tingkat yang dapat diatasi oleh kedua spesies tersebut.

“Tren menambang emas yang dibantu mikroba mungkin akan terjadi,” kata Reith. Menurutnya, delftibactin dapat digunakan untuk menghasilkan katalis nanopartikel emas untuk banyak reaksi kimia, atau untuk mengendapkan emas dari air limbah yang dihasilkan di tambang.

“Idenya adalah menggunakan bakteri atau metabolit untuk menyemai tumpukan limbah ini, membiarkannya selama bertahun-tahun, dan melihat apakah partikel yang lebih besar terbentuk,” kata Reith.

Magarvey menanggapi ide penerapan tersebut dengan serius. Ia telah mendapatkan hak kekayaan intelektual untuk delftibactin. Namun, ia menekankan bahwa ia paling tertarik untuk memahami sifat kimia metabolit tersebut.

“Saya berharap dapat mengatakan bahwa kami di sini, di Kanada, menanam berkilo-kilogram emas setiap hari,” tutupnya.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version