Jakarta –
Masyarakat etnis Tionghoa selalu menyambut tahun baru Imlek dengan sukacita. Setiap orang memiliki harapan masing-masing, terutama terkait kesejahteraan dan kebahagiaan.
Di balik itu, ada sejumlah hal tabu yang tidak boleh dilakukan di hari perayaan Imlek karena dipercaya membuat rezeki seret atau mendatangkan kesialan, hingga harapan mereka tidak bisa terwujud.
Meski mungkin hanya dianggap mitos, banyak orang yang menaati aturan tak tertulis ini, karena sudah menjadi tradisi turun temurun. Apa saja mitos tersebut?
Mitos Saat Imlek
Berikut ini 9 mitos atau hal tabu yang dilarang dilakukan saat Imlek:
1. Tak Boleh Potong Rambut dan Keramas
Berdasarkan situs China Highlight, orang dilarang potong rambut pada saat Imlek. Mitos mengatakan rezeki kamu akan dipotong pada tahun tersebut, selain itu kesialan juga bisa menimpa paman kamu.
Tak hanya potong rambut, mencuci rambut saat Imlek juga bisa menghapus rezeki. Untuk menghindarinya, orang biasanya memotong rambut dan keramas di penghujung tahun.
2. Dilarang Menyapu dan Mencuci Baju
Dikutip dari situs The Beijinger, orang dilarang menyapu dan membersihkan rumah pada hari pertama Imlek. Menyapu diartikan sebagai menyapu kekayaan, akibatnya rezeki akan terbuang.
Selain itu, orang dilarang mencuci baju pada hari pertama dan kedua Imlek. Kedua hari tersebut adalah peringatan hari lahir Dewa Air, sehingga mencuci pakaian dianggap tidak menghormati Dewa Air.
Namun karena membersihkan rumah adalah kewajiban, apalagi jika rumah kita akan dikunjungi kerabat, maka lakukanlah sebelum tahun baru. Termasuk pula mencuci baju, agar cucian tidak menumpuk, selesaikan pekerjaan cuci baju sebelum Imlek.
3. Dilarang Bekerja
Saat Imlek, kamu akan melihat banyak toko yang tutup, terutama jika pemiliknya adalah keturunan Tionghoa. Mitos mengatakan orang yang bekerja saat Imlek akan merasakan lelah sepanjang tahun.
Hal ini juga cukup masuk akal, karena Imlek juga merupakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan mengunjungi sanak saudara. Untungnya, tahun baru Imlek di Indonesia ditetapkan sebagai hari libur nasional.
4. Dilarang Minum Obat
Hal tabu selanjutnya adalah larangan minum obat pada hari pertama Imlek. Bahkan ketika sakit pun orang tetap diminta bangun dan duduk dengan tamu.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa hal yang dilakukan saat mengawali tahun, maka akan terulang pada bulan-bulan berikutnya. Maka pada hari itu, orang akan banyak melakukan kesenangan.
5. Jangan Menghabiskan Seekor Ikan
Satu ungkapan China yang diyakini adalah nián nián yǒuyú yang berarti memiliki lebih dari cukup setiap tahun. Hal ini disimbolkan dengan makan ikan. Orang dilarang menghabiskan ikan pada saat Tahun Baru Imlek. Menyisakan sebagian ikan merupakan lambang kelimpahan rezeki untuk tahun depan.
6. Tak Boleh Makan Bubur
Dilansir dari CNN, orang boleh-boleh saja makan bubur kecuali saat Imlek. Mereka yang merayakan tradisi khas Tionghoa ini tak akan makan, menyediakan, atau menyajikan bubur saat perayaan tahun baru.
Konon, bubur dahulunya hanya dikonsumsi oleh rakyat kecil di China. Maka mengkonsumsi bubur saat Imlek dipercaya menjadi lambang kemiskinan, tidak beruntung, sial, dan berkurangnya kemakmuran.
7. Jangan Beli Buku
Membeli buku saat pada hari pertama Imlek hingga perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah Imlek juga dianggap hal tabu. Konon, orang yang membeli buku akan tertimpa nasib buruk.
Hal ini karena kata buku dalam bahasa Mandarin terdengar sama dengan kata kehilangan, sehingga bisa kehilangan rezeki selama setahun. Tak cuma membeli, memberi buku pun termasuk hal tabu. Penerima buku juga akan mendapatkan nasib buruk.
8. Jangan Menjahit
Jarum dianggap sebagai pengusir kemakmuran bagi masyarakat Tionghoa. Oleh karenanya, segala hal yang berkaitan dengan jarum, seperti aktivitas menjahit harus ditinggalkan.
9. Jangan Bicara Kotor dan Memaki
Tahun baru Imlek menjadi waktu yang menggembirakan dan diharapkan agar kebahagiaan terus datang dalam setahun ke depan, maka jangan sampai berbicara kotor atau memaki pada hari tersebut.
Jika memang ada sesuatu yang membuat kamu jengkel, cobalah untuk menyampaikannya dengan cara yang baik. Mitos ini, bersama 8 yang lain, masih ditaati dengan harapan memperoleh keberuntungan dan keberkahan selama satu tahun mendatang.
(bai/row)