Jumat, April 25

Jakarta

Mayoritas penjual online di Indonesia sudah familiar dengan AI. Namun, kesenjangan implementasi AI untuk mereka masih tinggi.

Hal ini terungkap dalam laporan berjudul ‘Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara’ yang dirilis Lazada dan Kantar. Ada 1.214 responden penjual online di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam yang dilibatkan dalam survei ini.

Sebanyak 68% penjual online di Asia Tenggara sudah mengenal AI. Sebanyak 47% mengaku telah menerapkan AI untuk operasional bisnis. Namun, survei menunjukkan tingkat penerapan nyata AI hanya mencapai angka 37%.


Di Indonesia, penerapan nyata AI (42%) berselisih sebesar 10% dari yang mengaku telah menerapkan AI (52%). Kesenjangan ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga di Asia Tenggara dengan kesenjangan terbesar antara yang mengaku telah menerapkan AI dengan penerapan nyata AI.

Penjual online menghadapi dilema terkait efektivitas AI dan biaya penerapan AI. Sebanyak 89% responden mengakui AI berperan dalam meningkatkan produktivitas, namun 61% masih meragukan manfaat keseluruhannya. 93% Penjual percaya bahwa adopsi AI dapat menghemat biaya dalam jangka panjang, namun 64% menyebut faktor biaya dan proses implementasi yang memakan waktu sebagai hambatan dalam adopsi AI.

Hampir semua penjual (93%) sepakat bahwa meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam menggunakan AI sangat penting agar mereka lebih produktif. Namun, 3 dari 4 penjual (75%) juga mengakui bahwa karyawan mereka masih lebih memilih menggunakan perangkat yang sudah mereka kenal dibanding menggunakan solusi AI yang baru.

Di Asia Tenggara, Indonesia dan Vietnam memimpin dengan tingkat adopsi AI sebesar 42% di berbagai fungsi bisnis, diikuti oleh Singapura dan Thailand dengan 39%. Laporan ini membagi kesiapan AI penjual berdasarkan lima aspek inti operasional bisnis, yaitu operasi dan logistik, manajemen produk, pemasaran dan iklan, customer service, serta manajemen tenaga kerja.

“Temuan kami mengungkap fenomena kesenjangan yang menarik dalam ekosistem e-Commerce di Asia Tenggara. Meskipun sebagian besar penjual memahami potensi transformatif dari AI, banyak yang masih berusaha untuk bertransisi menuju tahap implementasi,” ungkap Chief Executive Officer, Lazada Group, James Dong dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).

Sebanyak 24% pedagang online di Asia Tenggara sudah menerapkan AI lebih dari 80 persen kegiatan mereka atau kategori AI Adepts. Sebanyak 76% pedagang online di Asia Tenggara sudah memakai AI untuk sebagian urusan tapi masih ada kesenjangan di beberapa fitur utama, atau ada juga yang masih mengandalkan proses manual.

Data angka 76% ini mengindikasikan perlunya solusi AI yang efektif, terutama dalam hal fitur AI (42%) dan dukungan penjual (41%). Di Indonesia, dukungan terhadap fungsi bisnis dengan tingkat adopsi AI yang rendah, seperti operasional dan logistik, perlu ditingkatkan untuk mempertahankan posisi atas Indonesia dalam adopsi AI di Asia Tenggara.

“Sebagai pemimpin di industri e-Commerce Asia Tenggara, kami berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan solusi AI yang mudah diakses bagi setiap penjual di seluruh Asia Tenggara yang memiliki tantangan unik di setiap pasar. Solusi ini membuat teknologi dapat dimanfaatkan secara lebih luas dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan tanpa memandang ukuran bisnis atau kemampuan penjual,” kata James Dong.

Lazada pun meluncurkan Buku Panduan Kesiapan AI untuk Penjual Online. Riset ini juga menunjukkan penjual sudah memanfaatkan solusi berbasis AI di platform Lazada untuk meningkatkan efisiensi.

67% Penjual menyatakan kepuasan tinggi terhadap fitur AI Lazada. Lazada merancang fitur Generative AI (GenAI) baru untuk memberdayakan penjual, meningkatkan daftar produk, menyederhanakan operasional, dan meningkatkan konversi pelanggan.

Fitur GenAI tersebut terdiri dari AI Smart Product Optimisation untuk optimasi judul, deskripsi, hingga foto produk. Ada lagi AI-Powered Translations untuk menerjemahkan konten produk ke berbagai bahasa lokal. Ada pula asisten AI bernama Lazzie Seller di Alibaba Seller Centre (ASC) untuk pertanyaan umum, navigasi cepat, penilaian risiko toko, serta saran bisnis.

(fay/fyk)

Membagikan
Exit mobile version